Seide.id – Maaf, bukan untuk meremehkan atau kerdilkan keimanan orang lain. Sebenarnya, apa sesungguhnya tujuan kita pergi ke rumah ibadah? Sungguhkah kita mencari Allah?
Jangan sensi, apalagi tersinggung. Tidak ada salahnya kita bertanya pada nurani sebagai bahan refleksi. Karena, tidak semua orang yang ke rumah ibadah itu mempunyai tujuan suci yang sama.
Coba lihat dan amati. Ada orang yang berpakaian kurang pantas, dekil, bersandal jepit, pamer mode dan kemolekan tubuh, dan seterusnya. Bahkan ada kesan sakarepe dewe. Alasannya, yang penting itu hati kita dan tujuannya menyembah Allah.
Ada juga orang yang janjian dengan relasi bisnis, cari gebetan, asyik bermain telepon, dan banyak alasan lainnya untuk pembenaran diri.
Sekiranya kita sungguh sadar diri dan pahami, pergi ke rumah ibadah ibarat kita pergi ke pesta perjamuan yang diselenggarakan oleh Allah. Apakah kita sungguh layak dan pantas untuk menghadap pada-Nya dengan sesuka hati? Datang terlambat dan pulang lebih cepat. Kita asyik ngobrol atau bermain hp. Bahkan berani menyombongkan kesucian hati, padahal Allah melihat hati kita.
Sowan Gusti, semestinya diniati dari kedalaman hati, dan fokus.
Resepnya sederhana. Kita datang lebih awal agar kita dapat memilih tempat duduk di deretan bangku depan. Kita matikan alat elektronik yang dibawa. Lebih baik lagi jika alat itu ditinggal di rumah.
Datang lebih awal juga mengajak kita untuk menyiapkan hati dan memudahkan kita untuk fokus dan konsentrasi.
Ketika saya tengah fokus mengikuti ibadah pesta perjamuan Kudus, saya seakan melihat Yesus melayang di atas mimbar. Wajah-Nya yang diliputi kasih itu seakan bertanya pada saya:
“Sungguhkah engkau mencari Aku?”
Air mata saya mengembang, menetes dalam teguran jiwa.
“Ya, Allah, saya sungguh tidak pantas, Engkau datang pada saya. Tapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.”
(Mas Redjo)
Sambat, Hidup Makin Berat. Bersyukur, Hidup Berlimpah Berkat
