Seide.id -Pertanyaan klasik yang berguna untuk didengar jawabannya, kalau yang kita harapkan tetap bisa sehat selama berpuasa. Bukan saja supaya berpuasanya lancar, terlebih agar tubuh tidak sampai berakibat menderita sesudahnya. Benarkah kita memerlukan ekstra vitamin dan mineral selama menjalani puasa, kita bicarakan di bawah ini.
BERPUASA harusnya menyehatkan lahir-batin. Namun tidak setiap yang menjalaninya akan memetik manfaat itu kalau tidak dipersiapkan. Kondisi tubuh kita masing-masing tidak sama saat memulai berpuasa. Bekal itu pula yang sebetulnya ikut menentukan apakah berpuasa akan berujung menyehatkan, atau sebaliknya, malah berakibat munculnya gangguan kesehatan nantinya.
Hidden hunger
Kita melihat fakta bahwa banyak orang di dunia sekarang ini yang kelihatannya saja sehat. Badannya tambun, tetap beraktivitas normal, namun bila darahnya diperiksa banyak yang kurang. Kekurangan vitamin A, vitamin C, vitamin B selain mineral kalsium, dan sederet zat gizi lain.
Setelah dilacak kenapa terjadi kekurangan sejumlah zat gizi, jawabannya satu. Menu harian orang sekarang tidak selalu lengkap alias cenderung monodiet. Menu nasi hanya dengan soto, atau hanya dengan gado-gado, atau hanya semacam lauk belaka. Padahal setiap harinya tubuh membutuhkan sekitar 45 jenis zat gizi (nutrient).
Untuk memenuhi kecukupan 45 nutrien, menu harian sekurang-kurangnya perlu tersaji 5 macam, tak cukup hanya satu macam. Kehidupan orang sekarang yang serba sibuk dan ingin praktis membawa pola makan seadanya, bersikap makan asal kenyang belaka.
Bertahun-tahun berpola makan asal kenyang yang membuat tubuh jadi “kurang gizi” orang gedongan. Porsi makannya cukup, mungkin malah berlebih, namun kelengkapan nutrisinya tak terpenuhi. Cara olah menu yang salah, dan pilihan bahan yang sudah tidak segar pula yang menjadikan menu tersaji sudah banyak kehilangan zat gizinya.
Tubuh belum siap berpuasa
Kondisi hidden hunger yang lazim memunculkan keluhan tak jelas, seperti lesu, lemah, dan letih. Sebagian fungsi organ sudah terganggu bila vitamin dan atau mineral esensial tak memadai tubuh terima.
Kita tahu zat gizi esensial tak bisa dibuat oleh tubuh, maka harus datang dari menu harian. Asam amino esensial dari menu berprotein. Begitu juga halnya mineral dan trace elements atau mineral yang amat kecil kebutuhannya, namun harus ada dalam menu harian. Sebut saja selenium, zinc, mangan, dan chromium, untuk menyebut beberapa, yang bisa mengganggu kerja jantung, atau menghambat kerja insulin kalau tubuh sampai kekurangan pasokannya.
Hanya apabila tubuh kecukupan semua nutrisi yang dibutuhkannya, ia punya depot cadangan makanan tersimpan. Cadangan ini sewaktu-waktu diperlukan saat tubuh sedang berpuasa, agar mesin tubuh masih tetap lancar berputar.
Apabila tubuh kita tergolong hidden hunger, ekstra multivitamin dan multimineral menjelang hari berpuasa, sudah sebuah keharusan. Tanpa upaya itu, dalam menjalani hari-hari berpuasa bisa saja memperburuk kondisi kekurangan gizinya apalagi bila menu sahur dan menu berbuka semata hanya mengutamakan porsi, bukan menu yang lengkap bervariasi.
Untuk memulihkan kondisi tubuh yang sudah “kurang gizi” orang gedongan itulah, semenjak sebelum puasa dimulai, suplementasi sudah perlu dilakukan. Selain agar bisa lebih bugar selama berpuasa, tidak sampai sel-sel otot, tulang, dan gigi terpaksa harus digerogoti karena cadangan makanan di organ hati, dan lemak, sudah lama kekurangan.
Makin lengkap sebuah suplemen berisikan kandungan vitamin dan mineralnya, makin harus ia menjadi pilihan. Dan apabila tubuh terasa lebih bugar sehabis mengonsumsi suplemen, itu pembuktian terbalik kalau selama ini tubuh kita betul tergolong hidden hunger. Kelihatannya saja sehat, namun sebetulnya “kurang gizi”, yang seyogianya belum sepenuhnya siap untuk menjalani kegiatan berpuasa bila harapannya masih tetap bisa menyehatkan. Selain multivitamin, perlu ekstra vitamin B kompleks, vitamin C dan vitamin E sebagai sumber antioksidan.***
Dr HANDRAWAN NADESUL