SUSANTO IMAM RAHAYU : Memberi Warna pada Perjalanan Kimia di Indonesia

Oleh MUHAMMAD ABDULKADIR

1
Pendidikan tinggi Kimia di Indonesia, lahir pada tahun 1947, bersama pendidikan tinggi Fisika, Matematika, dll. dalam Faculteit van Exacte Wetenschap (Fakultas Sains), dalam perguruan tinggi yang bernama Kōgyō Daigaku (工業大学, hanya di rentang 1942-1949), cikal bakal ITB sekarang. Apa tujuan utama pendiriannya?
Untuk menghasilkan guru. Pada saat itu belum ada IKIP, PTPG. Sebelum guru-guru dari Belanda meninggalkan Indonesia, sekolah menengah di Indonesia (HBS, Dll), diajar oleh guru-guru, yang tidak sedikit bergelar doktor. Tujuan kedua tentunya untuk pengembangan Sains.

Technische Hoogeschool te Bandoeng (THB) didirikan pada tahun 1920. Sejak 1950, THB menjadi 2 fakultas di Bandung, dari Universitas Indonesia yang berada di Jakarta. Susanto Imam Rahajoe diterima di Fakultas Sains di atas pada tahun 1955, 4 tahun sebelum kedua fakultas itu menjadi Institut Teknologi Bandung pada tahun 1959. Pada saat itu, Kimia digolongkan ke dalam 2 bagian besar, Kimia Organik dan Kimia Anorganik, yang terlihat dalam tulisan besar di depan dua gedung lama Kimia ITB, yang keduanya sudah lenyap sekarang.

2
Sejak diterima di ITB yang belum bernama ITB, Susanto telah dihadapkan pada banyak perubahan. Salah satunya, di tahun yang sama ketika beliau diterima menjadi mahasiswa, dibentuk organisasi yang mengatur kerjasama Indonesia dan Amerika Serikat, yaitu International Cooperation Administration (ICA), pada 30 Juni 1955. Peran ICA antara lain mendatangkan tim lewat Kentucky Contract Team pada 2 Juli 1956 untuk melakukan pembaruan pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di IPB dan ITB.

Pak Santo mengalami model belajar bebas dari Belanda, lalu berubah menjadi model Amerika yang lebih kaku. Dalam model Belanda saat itu, mahasiswa bebas saja untuk kuliah atau tidak kuliah, asalkan ketika sudah siap untuk ujian, menyampaikan kesiapannya kepada dosen. Tetapi praktikum wajib diikuti dengan kerja yang terukur, walaupun waktunya bisa lentur, misalnya dikerjakan sejak pagi hari hingga malam hari.

Amerika membawa sistem yang lebih terstruktur, yang belakangan dicari jalan tengahnya dalam sistem kredit seperti yang kita kenal sekarang. Semua kegiatan dibuat terukur, dan ukurannya bukan hanya bisa lulus ujian dan dinyatakan kompeten dalam topik yang diajarkan dalam kuliah. Kegiatan dari minggu-ke-minggu pun terukur. Dimulailah “mass education” dalam pendidikan tinggi di Indonesia.

3
Pak Santo pada akhirnya bukan hanya mengalami perubahan besar pada zamannya, tetapi juga menciptakan perubahan. Beliau salah satu sosok yang mentransformasi pendidikan tinggi Kimia di Indonesia, dari model tradisional Kimia Organik-Anorganik, yang banyak bersifat deskriptif, menjadi pendidikan Kimia yang berbasis landasan keilmuan yang lebih bersistem, lewat penguatan bidang Kimia Fisika, yaitu pemanfaatan prinsip-prinsip Fisika untuk memahami Kimia.

All science as it grows towards perfection becomes mathematical in its ideas.

– Alfred North Whitehead

Ketika hampir semua menerima dogma, bahwa (calon) mahasiswa yang memilih Kimia, pastilah membenci Matematika, Prof. Susanto menekankan pentingnya Matematika dalam Kimia. Lewat sentuhan Pak Santo, tahun 1980-an mahasiswa Kimia di ITB belajar Matematika selama 4 semester, Matematika I, II, III, dan IV. Beliau sering menekankan, landasan untuk memahami reaksi kimia, adalah teori kuantum. Sedangkan untuk memahami teori kuantum, dibutuhkan pemahaman Matematika. Demikian juga untuk memahami Termodinamika Kimia.

Untuk Program Magister Kimia di ITB, beliau memperkenalkan kuliah Kimia Kuantum dan Termodinamika Statistik, mungkin yang pertama dalam pendidikan Kimia di Indonesia. Saya melihatnya sebagai terobosan dengan visi yang jauh. Pada saat itu, pendekatan dengan konsep ensambel (yang merupakan konsep dasar dalam Termodinamika Statistik) untuk meramalkan sifat-sifat material, belum umum digunakan dalam artikel-artikel yang terbit dalam jurnal sains material. Saat ini, sangat mudah menemukan peramalan sifat material dengan ensambel, di berbagai jurnal material science dan material chemistry.

4
Dini hari ini, pukul 01:25, Prof. Susanto Imam Rahayu, pembimbing tugas akhir saya pada program sarjana dan magister di ITB, telah berpulang ke haribaan-Nya. Saya berharap, segala kebaikan dan sumbangan beliau, bisa terus menginsiprasi, tidak hanya di lingkungan keluarga beliau, tetapi juga di tengah komunitas kimiawan Indonesia.

MAM

Avatar photo

About Muhamad Abdulkadir Martoprawiro