Swallow, Bahagia itu Menelan Rasa Sakit

Oleh AYU SULISTYOWATI

DINIKAHI laki-kali dari keluarga kaya, tampan, mapan, meski anak mami-papi, lalu tinggal di rumah mewah dengan pemandangan tepi sungai Hudson yang dikelilingi hutan kecil nan indah… barangkali ini impian banyak perempuan. Hunter, perempuan muda berambut blonde itu boleh dibilang salah satu yang beruntung dalam hal ini. Apalagi, dulunya ia ‘hanya’ wiraswastawati kecil-kecilan penyuplai aneka toiletries. Sang suami, Richie juga tampak begitu memujanya. Dalam pertemuan keluarga, di mana ayah Richie mengumumkan kalau sang anak akan jadi bos termuda di perusahaan mereka, Richie mengatakan suksesnya juga berkat Hunter yang tanpa pamrih dan ego mendukungnya. 

Lalu tak lama Hunter hamil, Richie yang kegirangan langsung memberitahu orangtuanya. Bahkan mereka lantas mengajak makan malam semi formal untuk merayakan ‘kehamilan mereka’. Namun Hunter nyaris tak berekspresi ketika orangtua Richie dan suaminya begitu girang menyambut sang calon bayi. Hormon… atau? Atau Hunter tak bahagia? 

Rumah dan isinya yang serba glamour mewah dengan pemandangan yang luar biasa indah tak membuatnya senang? Hari-harinya hanya membersihkan rumah, memilih warna gorden untuk ruangan home theatre mereka dan menyiapkan kamar bayi yang masih akan lahir tujuh – delapan bulan lagi. 

Lalu setelah makan malam tadi, keesokan harinya datanglah sang ibu mertua membawa buku panduan ibu hamil, yang menurutnya dulu berhasil ‘menyelamatkannya’ saat hamil Richie. Hunter lantas iseng membuka buku itu di halaman tertentu, dan ia membaca: “Lalukanlah sesuatu yang di luar dugaan.”  Entah kenapa kalimat itu memberinya tenaga baru, pikiran baru, gagasan baru yang ia sendiri tak tahu apa itu. 

Tapi ia lantas membuka laci berisi pernak pernik, tangannya mencari-cari entah apa…lalu dipeganglah sebuah kelereng, ia amati dan … ia telan. Entah kenapa ia lantas seperti merasa senang. Malamnya saat berduaan dengan Richie, dengan nada agak bangga Hunter mengatakan kalau ia hari ini melakukan sesuatu yang membuatnya senang, sesuatu yang di luar dugaan. Ketika Richie menanyakan apa yang ia lakukan, dengan ringan Hunter mengatakan kalau sebaiknya tak cerita. 

Keesokannya, Hunter bisa mengeluarkan kelereng tadi saat buang air besar. Dan mulailan ‘petualangan’ baru itu, ia mulai menelani segala macam benda yang tak seharusnya tak ia telan. Apalagi di hari berikutnya ia sukses menelan dan lantas mengeluarkan sebuah paku pines kecil, meski itu sempat membuat duburnya terluka. 

Tapi kesenangan aneh itu terus berlanjut. Ia menelan semua yang menarik baginya.  Masalahnya tak semua benda-benda itu bisa keluar saat buang air seperti kelereng tempo hari. Maka ketika jadwal ultrasound datang, yang ditemukan sang dokter dalam perut Hunter bukan cuma calon bayi tapi juga barang-barang aneh yang tak biasa ditelan manusia normal. Terpaksa Hunter dioperasi. Lalu Richie dan orangtuanya membawa Hunter ke psikiater untuk membuat perempuan muda itu lebih tenang serta mengakui tindakan anehnya. 

Namun kebiasaan aneh Hunter tak berhenti juga. Keluarga Richie yang sangat ingin mendapat keturunan lantas menyewa seorang ‘pengawas’, pria asal Luthania bernama Luay untuk mengamati gerak-gerik Hunter. Bak tahanan di rumahnya yang mewah, Hunter terpaksa diam-diam menyimpan benda-benda yang ia telan di tempat tersembunyi. Namun bukan hanya itu yang menyiksa Hunter, tapi juga bagaimana keluarga Richie memperlakukannya, terutama sang ibu yang tampak selalu merendahkan menantunya itu sebagai ‘bukan siapa-siapa’ yang beruntung mendapatkan seorang pangeran kaya. 

Sementara Alice, sang psikiater lama-lama bisa dekat dengan Hunter, bahkan di sesi terakhir pertemuan mereka, Hunter mengakui satu hal yang mengganjal sepanjang hidupnya: bahwa ia adalah buah hasil perkosaan seorang pria pada ibunya saat remaja dulu, pria asing yang fotonya ia simpan dalam dompetnya dan ia bawa ke mana-mana. 

Kasus aneh yang dialami Hunter dalam Swallow bukanlah rekaan, menelani benda-benda yang tak seharusnya ini benar-benar terjadi pada sebagian orang. Meski kabarnya jarang terjadi pada wanita hamil, tapi penyakit psikologis ini disebut ‘pica’. Kisah dalam Swallow bisa dikatakan kompleks, lantaran Hunter bukan hanya tertekan pada kondisinya: mendadak jadi ‘penjaga rumah’ untuk suami dan teman-temannya yang sering berpesta di situ, tak punya teman selain suaminya yang kadang mengacuhkannya, dan di kala hamil ia seperti kehilangan dirinya sendiri. Belum lagi ‘memori’ tentang ayah dan anak yang diam-diam mengganggu benaknya. 

Selanjutya, tidak untuk semua orang

Avatar photo

About Ayu Sulistyowati

Mantan Senior Editor di Catchplay, Penulis Lepas Rumah Beruang Production, Penulis Naskah Lepas di Paso Film Centre, Editor Majalah Prodo, Editor In Chief kemana.com, Sekretaris di Bloomberg, Reporter di cewekbanget.id (1995-1997)