Banyak uang ditabung di bank, tak pernah diambil karena penabung lupa, kehilangan buku atau password. Banyak bank memilih diam agar uang menjadi milik bank setelah beberapa tahun. Hanya bank yang profesional yang mengumumkan agar pemilik mengambilnya dengan berbagai cara.
Pameo menabung pangkal kaya, harusnya sudah diganti sejak awal. Tak ada orang menabung menjadi kaya. Mungkin malah sebaliknya.
Tabungan senilai $1,65 triliun di rekening tabungan AS yang disisihkan untuk dana pensiun, terlupakan, hilang dan tak jelas siapa pemiliknya. Bahkan hingga beberapa puluh tahun, tak ada yang mengklaim.
Menurut data pada periusahaan Tabungan Capitalize, ada sebanyak 401,000 rekening hilang, sehingga uang tetap berada di tabuangan dana pensiun. Jumlah akun yang terlupakan meningkat lebih dari 20% pada tahun 2021 dan 2022 menjadi total 29,2 juta akun dengan aset $1,65 triliun.
“Angka-angka ini menunjukkan bahwa satu dari lima pengubah pekerjaan dengan 401(k) meninggalkan akun tersebut saat berganti pekerjaan selama 2021 dan 2022.
Uang Rp 1,65 triliun cukup besar untuk dilupakan pemilik. Tentu ada cara bagaimana pemilik rekening yang mungkin lupa nomor rekening, password atau buku rekening. Bankrate, platform sumber daya keuangan merinci beberapa cara agar orang dapat melacak rekening-rekening yang terlupakan.
Salah satunya adalah mencari di situs web Departemen Tenaga Kerja, yang menyimpan catatan bisnis sektor publik dan swasta yang menyediakan program tunjangan karyawan.
Bankrate juga merekomendasikan orang untuk menghubungi mantan majikan mereka secara langsung dan meminta sumber daya manusia untuk mencari tahu apakah Anda ikut serta dalam program rencana dana pensiun.
Ada juga database yang tersedia untuk umum yang melacak aset yang tidak diklaim, seperti situs web National Association of Unclaimed Property Administrators, yang mengatakan telah membantu 10 juta orang melacak lebih dari $4 triliun properti yang tidak diklaim.
Jika di Amerika, dana tabungan yang lama tak diambil diumumkan agar pemilik dapat mengambil haknya, di Indonesia tak pernah ada bank melakukannnya.