Tak Ada Jalan Untuk Berbuat Jahat

Foto : Mahdi Dastmard / Unsplash

Semua orang tentu mempunyai masalah. Berat-ringan, sulit atau mudahnya suatu masalah itu sepenuhnya tergantung pada kita yang menjalaninya.

Masalah itu bisa datang, kapan dan di mana saja, tanpa diduga, bahkan tanpa kenal kompromi.

Begitu pula jalan hidup yang harus kita lalui. Dan segudang masalah yang harus dihadapi, dan diatasi.

Pandemi panjang mengantar kita ke jurang resesi ekonomi dunia. Berjuta orang kehilangan pekerjaan. Diikuti oleh harga bahan kebutuhan pokok yang membubung tinggi, dan itu membuat hidup kita makin sulit, berat, bahkan terpuruk. Ibaratnya, sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Situasi yang berat dan serba sulit itu membuat kita sering terpojok, tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa. Dada ini menyesak, sulit bernafas, dan pikiran pun jadi suntuk. Kacau.

Lebih parah lagi, deraan masalah itu, jika tidak segera disikapi hati-hati dan berpikir jerih, membuat kita bisa salah langkah. Sehingga kita berani melakukan perbuatan menyimpang dan mencederai hati nurani.

Lihat, banyak orang jadi gelap mata. Di mana-mana kejahatan meraja lela. Alasannya juga beragam. Sulit mencari pekerjaan, padahal kita harus makan, bayar cicilan, dan seterusnya.

Padahal pandemi itu sifatnya global, dan seluruh dunia terdampak hal yang sama. Ketika kita cenderung fokus melihat deraan masalah, dipastikan hidup ini makin sulit dan berat. Bahkan kita berani menggugat dan menyalahkan Tuhan: “Di mana Tuhan saat pandemi?” Tuhan seakan menjauhi dan meninggalkan kita sebagai yatim piatu.

Berbeda hasilnya, jika kita berani melihat deraan masalah itu sebagai anugerah Allah. Kita diuji agar kita miliki pribadi rendah hati, tabah, dan kuat. Sekaligus, agar kita taat dan setia kepada-Nya.

Caranya, kita membuka hati untuk Allah. Kita berani merendah serendah-rendahnya di hadapan Allah agar DIA berkenan membantu kita untuk mengurai dan atasi masalah itu. Allah itu setia dan janji-Nya pasti…

“Sebab pencobaan yang kita alami itu percobaan biasa, dan tidak melebihi kekuatan manusia.”

Dengan ingat kasih setia Allah, iman kita tidak bakal goyah.

Dengan selalu bersyukur, hati ini terhibur, dan kita jadi kuat.

Di saat sulit dan berat, kita mampu jadi berkat. Ketika kita berani berbagi pada sesama.

“Selalu ada jalan bagi yang mempunyai harapan dan iman,” adalah kredo kita untuk melihat masalah jadi hikmat.

Ora obah ora mamah, jika tidak berkerja, maka kita tidak bisa makan. Dan di setiap tantangan, di situ ada peluang.

Selamat menuju sukses!

Astaga… (Maaf) Ternyata Kita adalah Pembohong!

Jika Semua Salah, Kapan Kita Melakukan yang Benar

Ketika Usia Tidak Bisa Diajak Kompromi

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang