Oleh NON-O
Nasruudin Hoja mempunyai teman baru yang gemar sekali ngobrol. Suatu kali ia bertamu ke rumah sang Mullah dan mereka segera terlibat obrolan yang mengasyikkan. Di tengah obrolan yang seru itu, tiba-tiba perut si Teman tadi mulas dan ada desakan yang sangat kuat di perutnya untuk membuang “gas”. Malu diketahui oleh si empunya rumah, maka ketika ia melepas “gas istimewa” tersebut dengan berbarengan ia menendang kaki meja yang ada di ruang tamu untuk menyamarkan suaranya..
Mengetahui itu, Nasruddin Hoja tersenyum-senyum kecil sambil nyeletuk, “Kawanku, engkau bisa saja menyembunyikan suara kentutmu itu dengan bermacam-macam cara, tapi bagaimana dengan baunya?”*