“Setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri. Maka, sungguh salah besar dan salah alamat, jika orang lain yang tidak tahu masalah itu dilibatkan, apalagi dijadikan kambing hitam.”
“Kita tidak kenal, maka kita tidak sayang,” kata Kris serius.
Saya terperangah, memandang Kris tidak percaya. Bagaimana saya mau percaya, jika kata itu terucap dari bibirnya.
“Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Tapi Kris tetap percaya.” Itulah yang dialami oleh Kris. Masalah yang satu belum selesai, muncul masalah baru lagi.
Belum lama ini orangtua seorang karyawannya menjualkan barang dari toko Kris. Ternyata uang hasil penjualan itu tidak disetorkan. Ketika ditanya, alasannya, uang itu sebagai tambahan komisinya yang kurang. Padahal Kris sebagai pembeli rumah telah memberi sejumlah uang, bukan komisi melainkan sebagai tanda kasih
“Lalu barangmu hilang begitu saja?”
“Hilang sih tidak, tapi ganti pemilik,” jawab Kris enteng, dan tanpa beban.
Menurut Kris, bagi orang yang kurang bersyukur itu sebenarnya menutup pintu rezeki sendiri. Orangtua karyawan itu jadi malu hati, bahkan, jika berpapasan di jalan, pura-pura tidak melihat. Dan cenderung menghindar.
Tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh adik ipar dari karyawan itu. Ketika bekerja di konfeksi milik famili Kris, iparnya itu mencuri potongan kain perca dari gudang. Beruntung famili Kris tidak memperpanjang kasus itu.
Kris dengan berbesar hati minta maaf pada familinya, karena ia yang meminta perkerjaan itu untuk ipar karyawannya.
Kebesaran hati Kris tampak nyata terhadap karyawannya itu. Kris tidak berubah sikap, meski orangtua dan ipar dari karyawan itu telah mencoreng aib.
Alasan Kris, kita tidak boleh hantam kromo, menyamaratakan, apalagi menghakimi orang lain yang jelas tidak berbuat salah. Lalu memecat karyawan itu.
Alangkah naifnya pula, jika berasumsi, karyawan itu mengetahui niat jahat atau terlibat perbuatan iparnya.
Alasan Kris yang lain adalah karyawan itu telah mengabdi bekerja di tempatnya lebih dari 15 tahun. Rajin, berdedikasi, dan setia.
“Semoga Kris tidak salah mengenali karyawan,” doa saya.