Oleh MAS SOEGENG
Berapa harga sebuah kecongkaan ? Yang murah sekitar Rp 1 juta, paling mahal Rp 100 juta. Yang seratus juta, bisa kita saksikan dengan perasaan mual, seperti keluarnya Saipul Jamil dari penjara disambut dengan kalungan bunga oleh Indah Sari, keliling kota berarakan dengan mobil mewah bak seorang pahlawan. Tadinya, saya berharap, ada kesadaran, Saipul keluar penjara, mendatangi korban, meminta maaf, atau datang ke panti untuk memberikan sesuatu, sebagai bentuk pertobatan. Saya salah.
Saipul, disambut dengan perencaaan oleh EO, sebuah stasiun tv, untuk tujuan komersial, sekaligus penyesatan. Penyambutan seorang pemerkosa sekaligus penyuap aparat hukum seperti ini jika dibiarkan, negeri ini akan menjadi negeri yang membingungkan bagi orang-orang bodoh. Orang bodoh tak tahu mana yang benar, mana yang tidak. Jika penyambutan mantan nara pidana seperti itu menjadi kebiasaan, orang bisa beranggapan apa yang mereka lakukan adalah benar.
Penyambutan, keberpihakan pada orang-orang brengsek dijadikan sosok yang seakan luar biasa, adalah penyesatan sekaligus pelecehan. Stasiun TV aau EO penyelenggara tak memahami beban psikologis para korban yang dilakukan mantan terpidana seperti Jamil ini. Mencoba pencitraan yang keliru dan sesat.
Hal seperti ini, persis yang menimpa Gubernur DKI bernama AB. Jamil itu, selaras dengan AB.
PDIP dan PSI ingin melakukan klarifikasi dan keingintahuan berkaitan dengan Formula E melalui Hak Interplasi. Hak ini resmi untuk mempertanyakan perihal Formula E. Baik manfaatnya atau penggunaan uangnya yang tidak jelas.
Pamer Uang Pamer Kekuatan
Namun, AB orang politik. Ia tahu bagaimana cara menggagalkannya. Ia mengundang semua Parpol ke rumah, dan menjamu mereka, sehingga Hak Interplasi gagal karena parpol yang diundang AB di kediamannya itu, berpihak pada AB.
Kalau untuk sebuah kebenaran, pertarungannya adalah menang kalah, siapa punya uang, maka kasihan negeri ini. Kita disuguhi pamer kekuatan berupa uang model AB ini atau pamer kecongkaan model Jamil itu.
Jamil, tak punya uang selama di penjara. Mungkin perempuan yang dijodohkan oleh stasiun tv bernama Indah Sari itu punya uang atau diberi uang untuk mengangkat Jamil menjadi tontonan yang siapa tahu bisa menarik pemirsa ke televisi. Targetnya jelas, iklan. Jika benar dibeayai stasiun TV, maka cukup sudah bagi kita untuk sekaligus menyingkirkan TV tersebut dari pikiran kita. Boikot terhadap TV dan si Jamil.
Ini penting, agar negeri ini tetap waras. Maka satu-satunya penghakiman yang dilakukan oleh netizen, mestinya menolak keras hal-hal seperti itu, dan menjauhinya. Kita bisa melakukan aksi dan kampanye menolak mereka dengan tidak menonton apapun yang memakai sosok-sosok mengerikan seperti Jamil dan AB ini.
Ini bukan tentang seseorang bernama Saipul Jamil atau Anis Baswedan. Kebetulan kedua nama ini menjadi produk gagal ini di tengah industri kegiatan ekonomi dan kemasyarakatan.
Penolakan ini penting, agar mereka tahu, bahwa kita semua sudah muak dengan cara-cara congkak dan pamer kekuatan uang model dua sosok itu…..