Foto : Pixabay
“Jika tangan kananmu memberi jangan sampai tangan kirimu tahu!” kata Sang Guru kepada murid kesayangannya.
“Apa maksudnya?” tanya si murid.
Untuk menjelaskan hal itu, Sang Guru lalu mengajak dia berjalan menyusuri jalan setapak yang sering dilewati orang-orang dengan bertelanjang kaki.
Tiba-tiba, di tengah jalan Sang Guru mendapati sebuah paku berkarat tergeletak di sana. Sang Guru segera memungutnya dan membuang ke tengah-tengah semak, seolah-olah perbuatannya itu tanpa disadarinya.
“Mengapa Guru mengambil dan membuang paku tadi?” tanya seorang murid tiba-tiba.
“Bukan mengapa-mengapa!” jawab Sang Guru.
“Apakah, supaya tidak diinjak orang?” lagi-lagi tanya si murid.
“Tanpa dibuang pun belum tentu paku itu diinjak orang. Jika kita berbuat baik janganlah disertai pamrih apapun,” jawab Sang Guru.
Sejak saat itulah si murid baru tahu arti: Jika tangan kananmu memberi jangan sampai tangan kirimu tahu.
Jika Anda melakukan sesuatu untuk dipuji orang lain, Anda telah mendapatkan ganjarannya.
———————
Wisma Ayem Mangkujayan, 27 Agustus 2022