Tari Seudati Berawal di Desa Gigieh

Seide.id – Tari tradisional Seudati dari Aceh disebut mengandung nilai kehidupan dan ajaran agama.

Kata seudati, contohnya, berasal dari kata syahadat. Syahadat berarti bersaksi–mengakui keesaan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.

Hal tersebut juga berkaitan dengan syair-syair yang dilantunkan dalam mengiringi tarian ini. Syair-syair itu biasanya tentang nilai kehidupan dan ajaran agama.

Dari Desa Gigieh

Dusebut, tari Seudati awalnya tumbuh dan berkembang di Desa Gigieh, Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, yang dipimpin oleh Syeh Tam.

Tarian ini kemudian tumbuh dan berkembang di daerah-daerah lain di Aceh. Salah satunya di Desa Didoh, Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie, yang dipimpin oleh Syeh Ali Didoh.

Keunikan tari Seudati

Hal yang unik dari tari Seudati adalah dilakukan oleh sekelompok penari pria dengan gerakan yang khas dan enerjik serta diiringi oleh lantunan syair dan suara hentakan para penari.

Kelompok penari pria itu biasanya terdiri dari delapan penari utama, yang mencakup satu orang syeh, satu pembantu syeh, dua apeet wie, satu apeet bak, dan tiga orang penari pembantu biasa.

Selain itu, ada dua orang yang bertugas sebagai pelantun syair, yang disebut aneuk syahi.

  • Penulis: KS
SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.