TEKNOLOGI : Dia Sudah Tua Seumur Hidup Hanya Bikin Dua

Oleh MUHAMAD ABDULKADIR M

Ya, dia sudah cukup tua sekarang, lebih dari setengah abad. Menurut pengakuannya, seumur hidupnya hanya menghasilkan dua saja. Apa itu?

1
Apakah Anda pernah mendengar satu alamat web, yang menjadi tempat penyimpanan baris-baris program untuk lebih dari 200 juta peranti lunak yang sedang dikembangkan? Dan di alamat web itu juga, terdaftar sebanyak lebih dari 65 juta pengembang peranti lunak (𝘴𝘰𝘧𝘡𝘸𝘒𝘳𝘦), yang bekerja dalam tim dengan berbagai ukuran?

Alamat web itu menjadi salah satu “tuan rumah” untuk produk keduanya. Nama produknya adalah git, suatu peranti lunak untuk mengelola kerja bersama dalam pengembangan peranti lunak. Alamat webnya adalah github dot com.

Mengapa dia membuat git?

Karena sekitar 16 tahun lalu, dia semakin kewalahan dalam mengelola pengembangan produk pertamanya. Saat ini, produk pertama itu sudah terdiri atas 3 juta baris program, dengan pengembang lebih dari 1000 orang. Untuk membantu pengelolaan kerja bersama dalam pengembangan peranti lunak itulah, dia menciptakan git.

Lalu apa produk pertamanya?

2
Versi pertama dari produk pertamanya diluncurkan pada 1994, 27 tahun lalu, setelah versi 𝘱𝘳𝘰𝘡𝘰𝘡𝘺𝘱𝘦-nya pertama kali diperkenalkan 3 tahun sebelumnya. Jadi, ada selisih 11 tahun antara peluncuran produk pertama dan produk kedua.

Anda tahu apa itu sistem operasi? Salah satu contohnya sistem operasi Windows. Sistem operasi merupakan peranti lunak, yang mengelola segala sumber daya (komputer) yang terkait dengan peranti lunak yang kita gunakan, seperti layar, papan-tik, CPU, memori, pencetak, dll. “Pusat komando” dari sistem operasi, dikenal sebagai kernel.

Kernel bertanggung jawab untuk mengelola seluruh sistem peranti keras, hingga rinciannya yang terkecil dalam CPU, dll. Kernel menjadi antarmuka peranti keras dan peranti lunak, dan mengelola komunikasi di antara keduanya.

3
Sosok yang sedang saya ceritakan bernama Linus Torvalds, kelahiran Finlandia. Dia diberi nama Linus, karena ayahnya pengagum seorang kimiawan kelas dunia, yaitu Linus Pauling.

Produk pertama Linus Torvalds adalah Linux kernel, pusat dari sistem operasi Linux. Kernel ini tidak hanya digunakan dalam komputer, tetapi juga dikembangkan untuk telepon seluler, yang akhirnya bernama Android. Seperti kita tahu, Android yang gratis itu, menjadi ancaman serius iOS yang diproduksi oleh Apple, untuk iPhone.

Apa yang dimaksud dengan “gratis”? Pembuat Android tidak mencatatkan produknya itu dengan lisensi komersial. Tidak juga membuat paten untuk produk itu, seperti juga Linus Torvalds tidak mempatenkan Linux kernel. Setiap orang bisa men-download Linux kernel, dan mengembangkannya untuk apapun, tidak hanya untuk telepon genggam, tetapi juga untuk instrumen kimia yang terkoneksi ke big-data di Internet, sehingga bisa mengambil kesimpulan. Internet of Things (IoT).

Produk pertama diluncurkan di bawah lisensi GNU GPL versi 2, yaitu salah satu lisensi peranti lunak bebas (𝘧𝘳𝘦𝘦 𝘴𝘰𝘧𝘡𝘸𝘒𝘳𝘦). Produk kedua, yaitu Git, yang sekarang digunakan oleh 65 juta pengembang di github dot com, belum termasuk git yang di-install di sistem lain (GitLab, dll.), juga diluncurkan dengan lisensi GNU GPL.

4
Saya teringat tahun 1993, saat membaca diskusi panjang antara Linus Torvalds, dengan Prof. Andrew S. Tanenbaum, seorang profesor Ilmu Komputer lulusan MIT, yang hampir menjadi pemenang Nobel. Pada saat itu, Linus Torvalds masih mahasiswa di University of Helsinki.

Saat Linus membuat 𝘱𝘳𝘰𝘡𝘰𝘡𝘺𝘱𝘦 Linux kernel, lalu memperkenalkannya di satu newsgroup bernama comp.os.minix (semacam media sosial keilmuan di masanya) pada tahun 1991, Prof. Andrew menanggapi karya Linus, sebagai kernel yang mengikuti prinsip-prinsip pengembangan sistem operasi yang ketinggalan zaman.

Bagaimana kalau sebagai mahasiswa, Anda bekerja keras dengan penuh semangat menciptakan sesuatu, lalu dilecehkan oleh seorang profesor terkemuka di dunia? Apakah Anda masih bersemangat setelah itu? Apakah Anda akan melanjutkan karya Anda?

Linus Torvalds tidak sekedar mengangguk dan menerima saran dari Prof. Tanenbaum. Dia justru menjawab komentar Prof. Tanenbaum, dengan sederetan argumentasi. Linus juga menyatakan, prinsip-prinsip yang disebut ketinggalan zaman itu, masih akan bertahan hingga puluhan tahun mendatang.

Begitulah, diskusi panjang antara seorang mahasiswa di Finlandia, dengan profesor terkemuka di Amerika, menjadi diskusi berkualitas yang banyak dibahas. Kalau tidak ada diskusi itu, mungkin saat ini tidak ada Android yang tersemat di dalam mayoritas telepon genggam di dunia.

Dia sudah tua, dan produknya hanya dua. Tapi produknya mempengaruhi hidup milyaran orang di dunia.

MAM

Avatar photo

About Muhamad Abdulkadir Martoprawiro