Bahwa Pak Tino Sidin pelukis dan jadi guru melukisnya anak-anak se Indonesia, memang tidak terbantahkan. Tertancap di kenangan kita, pujiannya kepada setiap lukisan yang direview di televisi,”Bagus… bagus….bagus.”
Tapi tahukah kalian kalau Pak Tino juga guru tenaga dalam?
Saya nggak tahu ilmu apa yang diajarkan. Seingat saya tahun 1970an saya sering diajak Pak Bagong ke rumah Pak Tino di Kadipiro. Melihat murid-muridnya, di antaranya ya Pak Bagong, dilatih memunculkan kekuatan dari dirinya.
Setahu saya banyak seniman, terutama dosen-dosen STSRI “ASRI”, juga berguru kepada beliaune. Para murid dikalungi semacam jimat, kantung mungil warna merah putih entah berisi apa, lalu Pak Tino dan muridnya komat-kamit entah melafalkan apa.
Adegan berikutnya, yang pakai kalung jimat jadi kayak super hero. Mendadak jadi sejenis Gundala. Siapa yang menyerang dengan full kekuatan bakal terpental mundur. Ada yang terjengkang. Terhuyung-huyung mundur lalu mak glangsaaaaar.
Suatu hari pertengahan 1980an, Pak Tino ke padepokan. Ternyata mau ngetes energi Pak Bagong. Diuji di pelataran depan rumah tinggal saya.
Saya menikmati para penyerang Pak Bagong yang pada terjengkang mundur begitu dia menyerang suaminya ibuku itu.
Seru… Kayak nonton ketoprak adegan peperangan. Kalau saja jimat itu sekarang saya temukan, mau saya pakai untuk mengusir Covid Kosawu biar virusnya terjengkang mundur. Uasuwoook
(Butet Kertarejasa)