Pilot tak hanya bisa memulai terbang dengan berlari, tapi juga bisa hanya dengan duduk di kereta beroda pendarat. tak perlu menyandang peralatan terbang di punggung, karena semua alat sudah terpasang di kereta. Pilot tinggal mengendalikan tombol dan tuas, menghidupkan mesin, meluncur di landasan dan Anwar pun pengapung di atas petak-petak sawah pinggir komplek rumahnya.
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
Seide.id 22/07/2023 – “The old pilot never die…!” tulis Anwar Soerjomataram pada credit title video aksi terbangnya dengan paramotor.yang diimbuhi catatan: fly in Moeslems New Year 1 Muharam 1445 Hijriyah (penerbangan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah) yang jatuh pada tanggal 19 Juli 2023. Tampak pada video, Anwar terbang di atas pesawahan dilatari beberapa gedung tinggi di kejauhan.
Paramotor adalah satu dari sekian jenis olahraga dirgantara selain aero modelling, drone, gantole (layang gantung), microlight, paralayang, pesawat swayasa (ultralight),Terbang layang, dan terjun payung dibawah FASI (Federasi Aero Sport Indonesia). Paramotor merupakan pengembangan paralayang yang berkemang pesat dan banyak peminatnya di dunia internasional maupun di Indonesia.
Menggunakan payung serupa payung paralayang, pilot paramotor mengembangkan payung saat di landasan, dan terbang dengan bantuan paramotoring, yakni perangat alat harnes yang dilengkapi motor pendorong bertenaga atau powered paraglider (PPG). Awalnya, pilot menggunakan teknik peluncuran kaki, berlari sejenak dan terbang memanfaatkan daya dorong yang dihasilkan baling-baling motor.
Pengetahuan berkembang. Pilot tak hanya bisa memulai terbang dengan berlari, tapi juga bisa hanya dengan duduk di kereta beroda pendarat. tak perlu menyandang peralatan terbang di punggumg, karena semua alat sudah terpasang di kereta. Pilot tinggal mengendalikan tombol dan tuas, menghidupkan mesin, meluncur di landasan dan Anwar pun pengapung di atas petak-petak sawah pinggir komplek rumahnya.
Saya mengenal Anwar di tahun 1980, saat pembina olahraga paramotor ini masih jadi fotografer. Majalah Famili, tempat saya bekerja segagai jurnalis, nyaris selalu mempercayakan penggarapan foto-foto untuk rubrik kuliner (yang harus tampil sophisticated di tiap penerbitan) kepada freelancer semisal Anwar, yang seingat saya juga aktif menjadi motor Studio Foto Atelier – Jakarta.
Tiga tahun ngumpul bareng, tahun 1983 Majalah Famili (generasi pertama) kolaps karena mis-manajemen. Saya masuk bekerja ke Majalah femina, dan hilang kontak dengan Anwar. Kami baru jumpa lagi tahun 1995 saat launching ramp (situs peluncuran) paralayang hadir di ketinggian punggung bukit Kebun Teh Gunung Mas, Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Sejarah mencatat, aktivitas olahraga paralayang hadir gegara Lody Korua, pencinta alam yang tahun 1989 memiliki 1 set boks parapente merk Drakkar. Inilah payung ‘terjun gunung’ pertama yang ada di Indonesia “Itu pengganti sebagian honor gue memandu perjalanan kru TV 3 Tolouse France bikin film tentang Kupu-Kupu Raja di Gunung Binaiya – Taman Nasional Manusela di Seram, Maluku.” kata Lody.
Lody juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang secara pribadi memiliki perahu karet untuk aktivitas arus deras atau arung jeram. Mereknya Avon juga baru dia beli dan ingin segera dia pelajari teknis menggunakannya. Karena kesibukan itu, payung parapente Drakkar miliknya itu Lody pinjamkan ke (almarhum) Dudy Arief Wahyudi yang sengaja datang dari Yogyakarta menemui Lody di Jakarta.
Bermodal buklet panduan teknis yang melengkapi boks parapente milik Lody, Dudy belajar terjun gunung secara otodidak di gumuk-gumuk pasir Parangtritis di selatan Yogyakarta. Teman-teman lain datang ikut berlatih. Bersama Gendon Subandono, Dudy tercatat mendirikan klub terjun gunung Merapi, yang membuat nama keduanya kelak tercatat sebagai bagian dari PELOPOR Olahraga Paralayang Indonesia.
Dalam waktu singkat, minat menekuni aktivias olahraga terjun gunung (yang lantas bersalin nama menjadi paralayang) tumbuh dimana-mana di Indonesia. Dimulai dari parapente Drakkar milik Lody yang dipinjamkan ke Dudy, paying paralaang ber’anak-pinak’. Berbagai merk dan model buatan luar negeri, dibeli para peminat dan diterbangkan di langit Indonesia.
Tahun 1995 di Launching Ramp Kebun Teh Gunung Mas, Puncak, Bogor, para pegiat paralayang Indonesia ngumpul lebih memperkenalkan aktivitas dirgantara ini kepada masyarakat luas, sekaligus mengkhabarkan bahwa aktivitas olahraga yang sedang diusulkan jadi cabor (cabang olahraga) yang diperlombakan di PON ini juga bisa jadi sarana wisata terang tandem dipandu pilot bersertivikat tandem master.
Puluhan jurnalis (media cetak, radio, televisi – termasuk RCTI dan embrio Indosiar) diundang hadir. Panitia aktif untuk urusn pers ini adalah Anwar Soerjametram, yang saat itu sudah mendirikan klub paralayang Papatong di Bogor. Anwar yang sibuk menjelaskan kepada pers, apa itu paralayang. Anwar juga yang menyilakan saya ikut terbang tandem, bareng pilot Gendon Subandono, lalu dengan David Teak.
“Kini saya aktif di Paramotor, karena punya lisensi penuh,” ungkap Anwar yang antara lain menghidupkan aktivitas paramotor dengan mendirikan Harapan Indah Aerosport Club di Harapan Indah Regency di Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat. Di langit pesawahan dekat komplek rumahnya itu, 1 Muharam lalu Anwar terbang solo dan mengkhabarkan aktivitasnya itu kepada saya.
Walau senior, dan pencetus serta pendiri klub Papatong, di Paralayang Anwar mengaku lisensi yang dimilikinya relatif paling rendah, Namun dia masih sering membawa tamu asing terbang di tangit Indonesia. “Sebentar ini akan ada rombongan mau terbang paralayang di Sumbar. Rombongan Jepang terbang di Maninjau dan Payakumuh, rombongan Malaysia cuma di Payakumuh.” ***
SEIDE 23/072023 PK 15:41 WIB