TERBANGLAH GARUDAKU KALAU BISA

Foto NN

Lagi enak-enaknya terbang dengan Garuda ke berbagai tempat, dikabarkan maskapai di bawah Garuda Indonesia (TBK) ini punya hutang Rp 70T.  Kalau tak ada tangan ajaib, Garuda bisa hilang dari udara Indonesia. Itu sebabnya, sejumlah karyawan Garuda ingin bertemu Presiden untuk meminta bantuan penyelamatan Garuda.

ini bukan pertamakalinya Garuda terlilit masalah. Pemerintah tentu akan mudah menutup Rp 70 T agar Indonesia tetap gagah memiliki National Flag Carrier. Itu termasuk receh untuk mempertahankan kebanggaan Indonesia. Bisa diambilkan sedikit dari anggaran Menteri Pertahanan Prabowo yang ingin berhutang pada negara lain sejumlah Rp 1.760 T. Tapi jelas tak mendidik. Bikin manja.

Garuda perlu diselamatkan, tapi dibersihkan dulu dari persoalan-persoalan manajerial paling mendasar. Biasanya problemnya pada efesiensi dan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan. Parahnya Garuda adalah pada sewa yang lebih mahal dibanding airlines mereka. KPK mesti tahu siapa yang perlu disasar. 

Setiap komponen pengeluaran mesti dikaji, peluang pemasukan harus ditingkatkan. Di situasi pandemi seperti saat ini, kesulitan semakin bertambah. Semua bisnis mengalami, tapi selalu ada solusinya.

Saya membaca upaya dirut Garuda, seperti orang panik. Misalnya melakukan rekstrukturisasi pesawat. Dari 142 pesawat, menjadi 70 pesawat saja. Toh selama ini yang terbang dalam kondisi pandemi memang tak lebih dari itu. Lainnya mangkrak menuggu covid19 pergi. 

Lalu ada upaya pensiun dini. Artinya kepada 15.368 karyawan Garuda, dimina pensiun dini, khususnya yang usia 45 tahun ke atas. Kabarnya sudah ada 500 orang siap pensiun. Tapi kalau Garuda bayar pensiun dini dengan sistem Golden Shakehand, tetap kelabakan. Arus kas Garuda saja tinggal Rp 210 miliar. 

Ada juga usul agar 800 orang berstatus PKWT ( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)  diminta cuti di luar pertanggungan. Para pilot juga dipercepat kontraknya. Kepada Direksi dan Komisaris, akan dipotong gajinya. Direksi juga meminta jadwal ulang kontrak sewa pesawat. Semua ide-ide penyelamatan fokus pada penghematan pengeluaran. Semua pengeluaran diketatkan. 

Saya tidak pernah punya bisnis sebesar dan serumit Garuda. Tapi inti bisnis dimanapun sama. Jika tahu arus kas mengecil, pemasukan harus digenjot. Percuma fokus pada pengetatan pengeluaran kalau pemasukan seret. 

Ini seperti pedagang bakmi goreng ponggir jalan. Saat pemasukan kurang, dia berhentikan koki dan mengurangi telor pada bakminya. Dia juga mematikan 1 dari 4 lampu agar bisa hemat. Penghematan benar terjadi, tapi konsumen lari semua. Konsumen tahunya enak. 

Maka, sebelum pemerintah turun tangan memberi suntikan dana, direksi dan tim Garuda mesti kerja keras untuk fokus pada pemasukan. Other income ditingkatkan. Personil yang ada di Garuda harus bersih dari mark up atau korup. 

Menurut saya, satu-satunya yang bisa menyelamatkan Garuda secara sehat, bukan pemerintah. Tapi penumpang Garuda. 

Mestinya direksi dan tim Garuda mencurahkan semua daya upaya untuk menggerakkan penumpang ramai-ramai naik Garuda. Sadar atau tidak, Garuda sudah memulai ketika saat pandemi ini. 

Garuda telah melakukan protokol kesehatan dengam baik. Kursi tengah dikosongkan, penumpang merasa lega. Bisa tidur rebahan. Sistem AC sudah memakai sistim sirkulasi HEPA ( Hight Effeciency Particulate Air) yang mencegah kuman bakteri seperti covid tak dapat menyebar. Itu baru langkah awal. 

Langkah selanjutnya membuat ide-ide yang membuat calon konsumen Garuda merasa perlu dan bangga naik Garuda. Setiap usaha yang memberi kenyamanan dan kemudahan penumpang harus disosialisasikan dengan benar. Banyak cara untuk itu. 

Orang naik Garuda harus bangga. Manjakan penumpang. Beri experience yang tak bisa didapatkan di maskapai lain. Kalau soal keselamatan standarnya sama, tapi kalau Garuda bisa memberi jaminan lebih dari yang lain, orang akan ramaia-ramai terbang bersama Garuda.  

Jika itu bisa dicapai, niscaya Garuda akan bisa terbang lebih tinggi, lebih jauh dan tidak akan rugi lagi. …….

31.05.21

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.