Jika dunia kripyo Bitcoin masa kini ada istilah penambang, sejak zaman dulu juga sudah ada penambang batubara, emas, dan banyak lagi. Yang akan kita sajikan ini para taipan dari 5 sosok terkaya dari Tambang Emas Hitam alias batu bara.
Pertambangan batu bara merupakan ladang penghasilan uang bagi orang-orang terkaya di Indonesia. Orang-orang terkaya di Indonesia banyak yang berasal dari sektor pertambangan.
Bisnis tambang batu bara sendiri sempat booming di era pertengahan 2000 saat harganya di pasar dunia melambung tinggi. Indonesia saat ini tercatat menjadi negara pengekspor batu bara terbesar dunia setelah Australia.
Dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia, sebagian di antaranya merupakan pengusaha tambang batu bara. Berikut 5 orang terkaya Indonesia dari batubara.
Garibaldi Thohir
Sesuai namanya, Garibaldi Thohir merupakan kakak Menteri BUMN Erick Thohir. Darah bisnis Garibaldi berasal dari ayahnya, Muhammad Teddy Thohir. Salah satu pendiri Astra.
Pria yang dipanggil Boy ini masuk sebagai orang terkaya di Indonesia di urutan lima belas versi Majalah Forbes. Total kekayaannya tercatat sebesar 1,65 miliar dollar AS atau sekitar Rp 23,5 triliun.
Sebagian sumber kekayaan terbesarnya berasal dari kepemilikan sahamnya di PT Adaro Energy. Adaro saat ini menjadi perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia.
Kekayaan Boy lainnya dari kepemilikan perusahaan pembiayaan WOM Finance, operator perusahaan air minum, hingga restoran Hanamasa.
Dia Jakarta, bisnis Boy menggurita. Lewat Grup Wahana Artha, perusahaannya menjadi pemegang main dealer yang mendistribusikan motor merk Honda dan banyak bisnis lainnya.
Theodore Rachmat
Nama lemgkapnya Theodore Permadi Rachmat. Salah satu pengusaha nasional senior di industri tambang batu bara. Ia bahkan ikut menjadi salah satu pendiri Adaro, yang sekarang dimiliki Boy Tohir.
Teddy adalah mantan CEO Astra International. Selepas dari Astra, ia mendirikan perusahaan sendiri yakni Triputra Group.
Dari laman resminya, Triputra memiliki bisnis batu bara besar lewat anak perusahaannya, Padang Karunia Group ( PKG).PKG berdiri pada 2002 dan banyak beroperasi di Kalsel. Kapasitas produksinya mencapai 15 juta ton per tahun. Di lahan konsesinya, tambang ini memiliki cadangan batu bara sebesar 275 juta ton.
Theodore Rachmat oleh Forbes, ditempatkan pada urutan ke-16 orang terkaya di Indonesia dengan jumlah kekayaan bersih sebesar 1,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 22,78 triliun.
Peter Sondakh
Peter tercatat sebagai pengusaha batu bara yang menduduki urutan ke-18 orang terkaya Indonesia dengan jumlah kekayaan bersih sejumlah 1,5 miliar dollar AS atau Rp 21,36 triliun.
Sumber kekayaannya berasal dari Rajawali Corpora. Induk perusahaan investasi terkemuka yang didirikan pada 1984 di Jakarta.
Di sektor pertambangan, Rajawali Corpora memiliki 3 perusahaan besar yakni Archi Group, Golden Eagle Energy, dan Indo Mines Ltd.
Bisnis batu bara dikelola PT Golden Eagle Energy Tbk yang mengelola tambang besar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Perusahaan ini menguasai cadangan batu bara sebesar 730 juta ton yang berada di Kalimantan dan Sumatera. Kapasitas prroduksinya sebesar 2,5 juta ton per tahun.
Low Tuck Kwon
Low pemilik dari Bayan Resources yang masuk sebagai salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia. Penguasaan konsesi lahan raksasa tambang ini banyak tersebar di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. Tambang terbesarnya menyumbang 80 persen seluruh produksinya. Saking besarnya skala produksinya, Bayan Resources memiliki pelabuhan sendiri.
Law, pria berusia 72 tahun ini, berada di urutan ke-25 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 17,09 triliun.
Hashim Djojohadikusuma
Nama Hashim Djojohadikusumo tak asing lagi. Beliau adik Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Beberapa kali, namanya disebut dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia dan Hasim menempati posisi ke-40 orang paling kaya Indonesia.
Perusahaannya bergerak di berbagai sektor, mulai dari kelapa sawit, pertambangan, industri kertas, dan jasa logistik. Kekayaanya sebagaimana dicatat Forbes yakni 685 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,76 triliun. Saat ini, perusahaan-perusahaan miliknya sebagian besar tergabung dalam Arsari Group.
- penulis MS sumber FORBES, KOMPAS foto FAKTSEKURITAS