Terpuruk Dalam Sukacita

Bombastis?
Tidak!
Aneh? Juga tidak. Kenyataannya, berjuta orang terpuruk dalam sukacita semu. Mabuk kenyamanan palsu, bahkan tidak sedikit yang berpulang alias meninggal karena OD.

Terpuruk itu tidak memalukan. Sudah jatuh tertimpa tangga itu biasa. Kita juga tidak bisa menghindari, ketika hidup kita diikuti kegagalan demi kegagalan. Tak perlu sembunyi, atau lari dari kenyataan dengan melakukan hal negatif atau obat-obatan terlarang.

Terpuruk itu sakit, sesakit-sakitnya ketika kita tak mau bangkit untuk melangkah lagi.

Berbeda, jika kita berani menghadapi kenyataan itu. Kita tidak perlu komplain, ngeluh, & menyalahkan orang lain.

Jangan sampai kegagalan membuat kita alami krisis iman. Apalagi doa kita belum dikabulkan.

Kegagalan bukan untuk diratapi, tapi disikapi dengan bijak.

Yang utama adalah sikap bertahan untuk panjang sabar. Kegagalan itu bukan akhir dari segalanya. Kita tengah diproses & dibentuk menuju kematangan jiwa. Semakin dewasa.

Dengan datang & mendekatkan diri kepada Allah membuat hati kita menjadi tenang. Kita mampu berpikir jernih untuk mengurai akar masalah kegagalan itu.

Ora et labora. Berdoa & bekerja membuat kita semakin tangguh untuk berjuang lebih gigih lagi.
Percayalah, rencana Allah di balik semua kegagalan itu adalah yang terbaik untuk kita. (MR)

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang