Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK menjadi heboh karena ada yang gagal tes lalu protes bahwa mereka sengaja dikerjain. Mereka merasa pantas menjadi Pegawai Negeri Sipil. Apalagi ada orang yang merasa dirinya paling pantas menjadi Pegawai KPK karena pengalamannya. Merasa saja tidak cukup. Seseorang harus juga memiliki integritas yang tinggi senagai abdi negara.
Heboh gagalnya 75 orang yang tidak lolos tes ini semakin ruwet karena diseret kemana-mana. Ke ranah HAM, hukum, agama dan politik. Yang lebih norak lagi, ada orang dalam KPK menantang debat terbuka kepada Ketua KPK. Hah ?!
75 orang yang tak lulus tes wawasan kebangsaan ini tampaknya panik kehilangan “ sesuatu” di KPK. Bukan sekedar pekerjaan, melainkan kekuasaan mengelola perkara di KPK !
Sesungguhnya, yang terjadi di KPK sederhana. Antara bos ( pimpinan) dan calon karyawan. Bos KPK tentu saja pemilik duit yang menggaji calon karyawannya, salah satunya bernama NB, keponakan AB.
Untuk menjadi karyawan tetap, perusahaan ( Negara) perlu integritas calon karyawan tetap ( ASN) melalui Tes Wawasan Kebangsaan ( TWK) agar dalam bekerja patuh pada aturan atau etika perusahaan, tunduk pada NKRI, tidak terpapar radikal dan toleran. Test ini sesuai perintah Undang Undang Nomor 19 Tahun 2019, tentang: KPK-RI dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, tentang: Aparatur Sipil.
TWK itu dilakukan antar instansi seperti Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia, Badan Intelijen Nasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Analisa dan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia, Dinas Intelijen dan Dinas Psikologi Tentara Nasional.
KPK sendiri tidak terlibat dalam test. KPK hanya menerima hasilnya. Dan hasil itulah yang dibocorkan keluar oleh seseorang dan jadi heboh.
Materi TWK, tidak sulit, karena yang ditanya adalah tentang ideologi Pancasila, berlandaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Undang-Undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.
Ada pertanyaan, pilih mana Pancasila atau Al Quran sebagai dasar negara ? Kalau jawabnya bukan Pancasila, ya wajar tidak lulus. Pertanyaan yang mestinya bisa dijawab anak SMP saja tidak lulus, kita jadi paham sejauh mana wawasan kebangsaan mereka.
Bisa jadi heboh ini sekaligis tes seleksi alam. Siapa tahu sesudah ini, akan terkuak dokumen 1,000 kasus di KPK yang diselewengkan. Siapa tahu juga isu mafia perkara yang disebutkan beberapa tokoh tentang institusi anti korupsi dan suap ini bisa terkuak….
(03.06.21)