Ketika memasuki fase Gloria dewasa, penonton diajak melihat kiprahnya sebagai pendiri majalah feminis, Ms. magazine, jadi pembicara di mana-mana, termasuk persahabatannya dengan perempuan Indian, Wilma Mankiller, perempuan Native American pertama yang terpilih Principal Chief of the Cherokee Nation. Saking dekatnya Gloria dengan Wilma, bahkan ketika akhirnya Gloria menikahi David Bale (ayah kandung aktor Christian Bale) menggunakan tradisi Cherokee.
Film diakhiri Gloria tua yang masih eksis dan masih bersuara seperti dulu. Dan sebagai perempuan, saya terinspirasi. Namun The Glorias bukan film yang luar biasa… sayangnya. Memang susah mengisahkan hidup seorang Gloria Steinem dalam waktu hanya dua jam lebih. Naskah yang ditulis sendiri oleh sang sutradara, Julie Taymor dan Sarah Ruhl sedikit kurang greget, meski tak jelek.
Untungnya Taymor mengarahkan para bintangnya dengan bagus. Alicia Vikander dan Julianne Moore tak usah dipertanyakan lagi, dua aktris beda generasi ini bermain bagus dan pas sebagai Gloria dalam fase berbeda. Vikander meski tak begitu mirip fisiknya dengan Steinem yang asli, tapi berhasil menampilkan Gloria muda yang penuh rasa ingin cerdas dan masih mencari jati diri.
Sementara Moore yang setelah didandani, tampak nyaris identik dengan Steinem asli hadir sebagai perempuan matang yang kalem, bijak, berpengalaman yang disegani sesama feminis dan dicintai perempuan modern berbagai generasi. Bintang lain seperti Timothy Hutton sebagai Leo Steinem juga bermain bagus, begitu pula Bette Midler sebagai Bella Abzug, Janelle Monáe sebagai aktivis Dorothy Pitman Hughes serta Lorraine Toussaint yang tampil sangat menyakinkan sebagai aktivis terkenal Flo Kennedy.
Selanjutnya, mengingatkan pada Mrs. America