Gunawan Wibisono
Seide . Hamas, gerakan militan Palestina, beberapa waktu lalu menembakkan ratusan roket jarak pendek dengan sasaran pemukiman padat dan bandara di Israel. Itu adalah roket Qassam, sebuah produk inovasi Hamas untuk melawan Israel dari udara.
Cara kerjanya sederhana, mirip kembang api roket, dengan bahan bakar potassium nitrat (KNO3) -yang biasa dipakai untuk pupuk- dicampur gula dan hulu ledaknya memakai TNT diberi tambahan Nitrat Urea (juga bisa digunakan untuk pupuk). Qassam generasi pertama saat diluncurkan Oktober 2001, memiliki panjang 1,8 m dan saat ini Qassam generasi ke 4 dengan panjang 2,4 m mempunyai jangkauan tembak lebih jauh dengan daya ledak yang lebih besar.
Qassam adalah roket dengan jenis – fire and forget – tembak dan lupakan. Artinya, begitu ditembakkan roket ini bekerja sendiri, menuju sasaran sendiri sesuai sudut peluncuran. Qassam tak bisa belok atau dibelokkan seperti layaknya rudal dengan tuntunan radar, karena Qassam memang tidak dikendalikan.
Pendek kata, begitu ditembakkan Qassam menentukan nasibnya sendiri. Ia bisa menghantam sasaran, meleset, gagal ditengah jalan atau rontok karena ditembak lawan.
Saat pertama muncul Qassam membuat kaget politisi dan pimpinan militer Israel. Roket ini kerap sukses membobol pertahanan udara Israel, namun Departemen Pertahanan Israel lebih melihat Qassam lebih mengarah pada sasaran psikologi –membuat takut orang – dari pada sasaran fisik.
Begitu Qassam ditembakkan, alarm akan meraung-raung itu pertanda bagi warga sipil harus lari ke tempat perlindungan. Suara alarm inilah yang telah merontokkan mental dan keberanian warga sipil biasa, jauh sebelum roket mencapai sasaran.
Harganya yang murah, sekitar 1.000 dollar per-roket membuat Qassam bisa diproduksi massal dalam waktu singkat.
Militer Israel putar otak menghadapi roket-roket ini, dana sekitar 200 juta dollar dibenamkan untuk meriset sebuah sistem pertahanan udara canggih yang terpadu, mampu bereaksi cepat dan tepat, juga -tentu saja- bisa siaga 24 jam.
Raphael –diambil dari nama Malaikat Penyembuh – adalah perusahaan Industri Pertahanan swasta Israel yang pada tahun 2011 berhasil menawarkan sistem pertahanan tadi. Mereka menyebutnya Iron Dome – Kubah/Atap Besi – yakni jaringan roket jarak pendek untuk menangkis roket dengan mengandalkan sistem radar yang kuat dan peka yang siaga 24 jam.
Radar ini perpendar nonstop melindungi satu kota, lengkungan jangkauannya mirip kubah yang tak terlihat. Begitu roket lawan ditembakkan, secara otomatis radar akan membaca arah dan kecepatannya. Secepat kilat data ini dilaporkan pada unit kontrol (battle management and control), yang kemudian diteruskan pada Tamir, roket-roket penangkis. Ada 20 roket dalam satu -boks- yang akan melesat ke arah mana roket tadi ditembakkan, dan pada titik terdekat Tamir akan meledakkan diri merontokkan juga roket lawan.
Sistem ini, meski tak sempuran tetapi akurat hingga 90 persen, artinya, masih ada 10 persen lagi roket Hamas yang bisa lolos. Itu sebabnya, taktik Hamas saat menembakkan roket adalah secara bersamaan/ serempak. Langsung meluncurkan ratusan roket dengan harapan selalu saja ada yang lolos!
Roket jenis fire and forget sebenarnya telah dipakai sejak PD2. Pada tahun 1944, Nazi-Jerman telah menembakkan 10.492 roket V1 dari instalasi peluncuran di Belanda, Perancis dan dari Jerman sendiri dengan sasaran ibukota London.
Kepanikan terjadi dimana-mana. Takut menghantam istana Buckingham, raja George VI –ayah Ratu Elizabeth II, ratu Inggris saat ini – disarankan untuk mengungsi ke Kanada tetapi ditolak keras oleh raja. Melalui corong radio BBC, dengan suara tergagap-gagap, ia terus memberi semangat rakyatnya agar tetap tabah dalam menghadapi masa sulit.
Separuh roket V-1 berhasil dirontokkan oleh tembakan pesawat tempur, artileri, barikade balon udara dan dikejar pesawat tempur AU Inggris. Peluru roket dikejar pesawar tempur baling-baling? Itu sungguh terjadi. Adalah penerbang G.Musgrave yang pertama melakukannya.
Dengan menyenggolkan sayap pesawat pada sayap roket, membuat arah V-1 berbelok tajam, menukik dan menghantam sawah! Tindakan yang benar-benar nekad dan berani, tapi mereka memang tak memiliki pilihan lain!
Mirisnya, baik roket V-1 maupun Qassam akan menyisakan tindakan saling balas antar yang bertikai, dan ujungnya selalu sama: korbannya tetap warga sipil!
#perangduniagunwib