Seide.id – “Jangan pernah konfrontasi dengan siapa pun, karena yang menang jadi arang dan yang kalah jadi abu.”
Artinya, baik yang menang atau kalah itu sama-sama menderita kerugian.
Padahal semua orang itu tidak ada yang mau menderita rugi, baik dari segi materi maupun nama baik atau
martabat yang tercemar, apalagi untuk berebut pepesan kosong.
Sesungguhnya, ketimbang konfrontasi lebih baik, jika kita mengalah. Dengan selalu berjuang untuk mengalah dan mengasihi sesama adalah jalan damai agar kita tidak kecewa, sakit hati, dan terluka.
Mengalah itu tidak mudah. Jika kita mampu melakukannya, hati kita bakal dilapangkan, dan rezeki pun jadi lancar.
Hal itu tidak sekali dua saya jalani, tapi merupakan jalan hidup imani agar saya makin dekat dengan Allah.
Saya pernah bekerja di bidang pelayanan sosial, dan tanpa digaji. Anehnya, pekerjaan saya sering diremehkan, dicela, dan saya dianggap tidak mampu bekerja. Saya mengalah dan pernah menawari orang itu untuk menggantikan kedudukan saya, tapi ia menolak, dan tidak mau.
Realitas itu menyadarkan saya, jika belum mampu berbuat kebaikan, kita jangan pernah menghalangi orang lain berbuat baik agar kita tidak permalukan diri sendiri, dan kita kehilangan sifat baik itu.
Sesungguhnya, ketika kita memilih melayani sesama dengan tulus hati berarti kita membuka pintu rezeki sendiri.
Saya juga ingat waktu pacaran tempo dulu. Ada orangtua doi yang meminta saya agar menjauhi anaknya. Alasannya, saya belum bekerja, tidak bisa diharapkan, masa depan suram, dan seterusnya.
Saya lalu menanyakan langsung pada doi akan sikapnya terhadap orangtua. Jika doi mencintai dan memberati saya, maka saya akan berjuang meyakinkan orangnya. Saya mau kompromi dengan tawaran orangtua doi dan hal itu jadi tantangan bagi saya untuk mewujudkan harapan itu.
Jika doi lemah dan tidak berani memberati saya, berarti cinta itu tidak layak diperjuangkan dan dihidupi. Kelak juga doi tidak mampu jadi orangtua yang tangguh dalam mendukung dan membantu mewujudkan masa depan gemilang bagi anak-anaknya.
Kompromi, selalu kompromi untuk melakukan hal-hal yang positif itu lebih bijak, ketimbang kita berkonfrontasi yang merugikan kedua belah pihak. Konfrantasi itu juga tidak ada gunanya.
Kompromi, sesungguhnya dengan berkompromi itu mengajarkan pada saya untuk mengalah, memahami orang lain, dan mencari solusi terbaik bagi kepentingan bersama. Sekaligus mengajarkan pada saya untuk jadi pribadi yang rendah hati dan bertanggung jawab.
Kompromi agar kita mengasihi sesama dan murah hati.
…
Mas Redjo /Red-Joss