Oleh ERIZELI JELY BANDARO
“ Bagaimana perkembangan teknologi di Indonesia. Khususnya teknologi dalam bidang pangan,” tanya Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kepada Luhut Binsar Panjaitan ( LBP).
“ Pak, teknologi pangan Indonesia saat ini terlalu banyak proyeknya, namun sampai saat ini tidak ada yang selesai, ” kata LBP.
“ Lantas bagaimana strateginya selama ini ?
“ Ya, masalahnya kita terlalu semuanya mau dikerjain, tapi satupun jadi. Saat ini lebih baik proyek food estate Humbang Hasundutan terus dikembangkan. Tapi untuk mengembangkan proyek itu butuh banyak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Itu yang sulit”
“ Jadi bagimana ?
“ Ya kita harapkan proyek Humbang itu tahun depan akan jadi. “
“ Bagaiimana rencana kedepan ?
“ Selama ini banyak pusat-pusat riset berjalan namun tidak ada hasilnya. Menurutnya, kebanyakan riset hanya berkonsep, tapi tidak ada hasil yang dikeluarkan. Jadi saran saya dipilih tiga pusat riset yang jadi unggulan dan digenjot sampai berhasil menghasilkan penemuan dan inovasi yang berguna. Jadi rencana Pengembangan teknologi di Indonesia harus dievaluasi. Pengembangan benar-benar dilakukan hanya untuk sesuatu yang konkrit-konkrit saja. “
Perhatikan dialog itu. Ada tiga hal kendala kita untuk jadi negara modern. Pertama. Banyak konsep tak ada hasil. Artinya peneliti kita kualitas SDMnya rendah. Yang bisa saja karena anggaran cekak dan gaji kecil. Kedua. Selalu orientasinya proyek, bukan value proyek yang tumbuh karena riset. Ketiga, tidak ada koordinasi antar kelembagaan karena by design kita tidak membangun secara modern. Hanya pragmatis aja.