Tindakan Bijak Yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 15)

Foto : Gerhard /Pixabay

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan kita sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

(54) DREJEG MANDHEG GAJAH LIWAT

    ‘Drejeg’ adalah tunas akar rumput alang-alang yang dikenal sangat tajam. Siapa yang menginjaknya akan merasakan rasa sakit yang luar biasa. ‘Mandheg’, artinya berhenti. ‘Liwat’, artinya lewat atau melalui.

Orang Jawa, utamanya anak-anak gembala yang setia menggembalakan ternaknya. Ketika mereka harus melewati padang ilalang atau hutan yang banyak ditumbuhi oleh rumput alang-alang, mereka akan mengucapkan mantra ini sebelum melewatinya.

Keteguhan hati, harapan penuh penyerahan diri secara  total, membuat keberanian yang tegas dengan berjalan maupun berlari dengan tegap, telapak kaki pun tak pernah terkena tunas tajam dari rumput alang-alang.

(55) SEJA ALA AJA TEKA, YEN TEKA AJA TUMAMA

Sebuah pepatah Jawa berbentuk matra singkat berharap akan terjadinya keselamatan di dalam hidup ini.

Seja ala = niat jahat
Aja teka = jangan datang
Yen teka = jika datang
Aja tumama = jangan mengenai.

Mantra berbentuk pepatah singkat ini layaknya  serupa permohonan doa kepada Tuhan Yang Mahakuasa bahwa hanya Tuhan-lah yang berkuasa atau berkehendak penuh terhadap makhluk-Nya. Apapun yang terjadi, Tuhan tahu. Siapapun yang di dalam hidupnya berserah total terhadap penyelenggaraan Illahi niscaya akan selamat lahir dan batin.

(Bersambung)
/ Mangkujayan, 14 September 2022

Tindakan Bijak Yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 14)

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur