Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 69)

Foto : Pexels/Pixabay

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

  1. NEGARA TANPA PEMIMPIN BAKAL AMBRUK

Negara bisa diibaratkan sebagai sebuah rumah. Penghuninya adalah seluruh rakyat. Dan sebagai kepala atau pemimpinnya jika bentuknya kerajaan adalah seorang raja. Jika bentuknya Republik pemimpinnya adalah presiden.

Baik Raja maupun Presiden dalam melakukan pemerintahannya dibantu oleh pemerintah- pemerintah daerah di dalam wilayah kerajaan atau negara tersebut. Negara atau kerajaan tanpa pemimpin akan ambruk, tidak bisa berjalan dengan baik dan adil.

Tatanan dan hukum harus tegak dan adil. Siapapun yang bersalah dan melanggar hukum pasti akan dikenai sanksi hukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

  1. WONG BECIK KUMPULANE BECIK (Orang Baik Kumpulannya Baik)

Pepatah Jawa ini memberi pelajaran kepada kita bahwa setiap orang itu memiliki kecenderungan terhadap hal-hal yang dianggap cocok dengan dirinya.

Orang baik perkumpulannya baik. Ia akan dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Demikian pula dalam pergaulan sehari-hari. Kita tidak boleh membeda-bedakan dalam sebuah pergaulan. Meskipun demikian kecenderungan seseorang terhadap sesuatu yang dianggapnya cocok akan berjalan dengan sendirinya secara otomatis.

Seseorang bisa diarahkan untuk dibangkitkan ke arah yang lebih baik, tetapi tidak bisa dipaksa. Berulang kali nasihat bijak terus dikumandangkan: “Pilihlah yang baik dan jangan yang jahat!”

/ Kopen, 11 November 2022

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 68)

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur