Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 28)

Foto : Dok.Pribadi

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

92 AJA AMUNG KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN, LAN KEMAREMAN
(Jangan Hanya Terobsesi atau Terkungkung oleh Kedudukan, Kebendaan, dan Kepuasan Duniawi)

Kata-kata bijak ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu mengedepankan atau hanya mementingkan kebutuhan duniawi semata. Kebutuhan rohani kita juga harus diperhatikan, agar terjadi keseimbangan dan keselarasan antara keduanya.

Perlu diingat, bahwa hal-hal yang duniawi itu sifatnya hanya sementara. Kebutuhan duniawi boleh dicari, tapi jangan lupa untuk bersyukur dan berdoa demi memuliakan Tuhan Yang Mahakuasa Sumber Keselamatan Yang Abadi. 

93 RADA NYELENEH (Agak aneh, beda dari seumumnya)

Ungkapan ini bagi orang Jawa bisa dipakai untuk mengatakan atau mengomentari banyak hal, termasuk pendapat seseorang yang unik, antik berbeda dengan pendapat orang umumnya. Bisa pula untuk mengomentari keadaan yang tidak masuk akal, seperti kejadian alam yang mengherankan.

Dalam keadaan yang demikian orang yang menanggapinya lebih banyak menyimak sambil menunggu hikmat yang hendak terjadi berikutnya.

94 AJA MAIDO (Jangan mencela, jangan menghina)

“Maido”, mencela menyepelekan orang adalah sikap yang harus dijauhi oleh semua orang.

Mencela itu merendahkan orang, selain itu juga bisa menyakiti dan menimbulkan luka di dalam hati orang lain.

Kita harus ingat, bahwa setiap orang itu diciptakan sempurna dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Semua orang memiliki keajaiban yang harus dilihat.

/ Mangkujayan, 29 September 2022

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 27)  

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur