Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 35)  

Foto : Dok. Pribadi

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

112. TRENGGILING API-API (Ada Pamrih Tertentu)

Untuk mengungkapkan seseorang yang memiliki pamprih tertentu yang disembunyikan melalui tingkah lakunya yang rapat, orang Jawa menyatakan dengan ungkapan “trenggiling api-api.”

Trenggiling adalah hewan bersisik yang melata dan melingkarkan badannya untuk menyelamatkan dirinya dari serangan musuh.

Jadi jika ada trenggiling api-api dekat dengan perapian berarti trenggiling itu ingin kehangatan yang dikatakan ada pamprih tertentu. Padahal perbuatan yang baik harus dilakukan dengan rasa tulus ikhlas, lahir dan batin.

113. ATI TUWA

Masalah “ke-tua-an” seseorang tidak di ukur dengan tingkat usia, tetapi di kaitkan dengan “kematangan jiwa” orang yang bersangkutan.

“Ati Tuwa” di tandai dengan sifat-sifat “menep, mantep dan madhep.”

“Menep” artinya tenang, tidak mudah tergoyahkan oleh sembarang pengaruh,  baik dari dalam maupun dari luar.

“Mantep” artinya mapan, mantap , kukuh dan setia pada pendiriannya.

“Madhep” artinya tetap mengacu pada satu arah tertentu, yang  pasti hidup selaras dengan semesta.

Ati tuwa yang di dalamnya kematangan “rasa pangrasa” tersebut sudah selayaknya dimiliki oleh para “orang tua” yang menjadi “jejering asepuh” yang mempunyai kewajiban sebagai orang tua.

“Darmaning asepuh” yang bertujuan membimbing putra-putrinya menjadi manusia dewasa, mandiri, dan bertanggung jawab.

Kejiwaan orang Jawa cenderung pada “rasa.” Dengan “olah rasa” memungkinkan seseorang mempunyai kemampuan “tanggap ing sasmitha” maksudnya cepat dan tepat menempatkan ”rasa”-nya dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

”Rasa” itu tidak sebatas pada rasa pahit, manis, senang atau susah. Lebih dari itu berkaitan dengan “rasaning urip.”

/ Kopen, 6 Oktober 2022

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 34)  

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur