Foto : Dok. Pribadi
Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.
112. TRENGGILING API-API (Ada Pamrih Tertentu)
Untuk mengungkapkan seseorang yang memiliki pamprih tertentu yang disembunyikan melalui tingkah lakunya yang rapat, orang Jawa menyatakan dengan ungkapan “trenggiling api-api.”
Trenggiling adalah hewan bersisik yang melata dan melingkarkan badannya untuk menyelamatkan dirinya dari serangan musuh.
Jadi jika ada trenggiling api-api dekat dengan perapian berarti trenggiling itu ingin kehangatan yang dikatakan ada pamprih tertentu. Padahal perbuatan yang baik harus dilakukan dengan rasa tulus ikhlas, lahir dan batin.
113. ATI TUWA
Masalah “ke-tua-an” seseorang tidak di ukur dengan tingkat usia, tetapi di kaitkan dengan “kematangan jiwa” orang yang bersangkutan.
“Ati Tuwa” di tandai dengan sifat-sifat “menep, mantep dan madhep.”
“Menep” artinya tenang, tidak mudah tergoyahkan oleh sembarang pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar.
“Mantep” artinya mapan, mantap , kukuh dan setia pada pendiriannya.
“Madhep” artinya tetap mengacu pada satu arah tertentu, yang pasti hidup selaras dengan semesta.
Ati tuwa yang di dalamnya kematangan “rasa pangrasa” tersebut sudah selayaknya dimiliki oleh para “orang tua” yang menjadi “jejering asepuh” yang mempunyai kewajiban sebagai orang tua.
“Darmaning asepuh” yang bertujuan membimbing putra-putrinya menjadi manusia dewasa, mandiri, dan bertanggung jawab.
Kejiwaan orang Jawa cenderung pada “rasa.” Dengan “olah rasa” memungkinkan seseorang mempunyai kemampuan “tanggap ing sasmitha” maksudnya cepat dan tepat menempatkan ”rasa”-nya dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
”Rasa” itu tidak sebatas pada rasa pahit, manis, senang atau susah. Lebih dari itu berkaitan dengan “rasaning urip.”
/ Kopen, 6 Oktober 2022
Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 34)