Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 31) 

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 31) 

Terlalu banyak pertimbangan dan memilih, akhirnya malah memproleh sesuatu yang kurang baik atau sisanya. ( Foto: PasarHub)

Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik. 

101. MILING-MILING OLEH GUWING 

Pepatah Jawa ini memiliki arti secara harfiah, bahwa orang yang dalam bersikap terlalu banyak mengedepankan syarat dan pertimbangan, yang terjadi justru akan mendapatkan sesuatu yang kurang diharapkan, jelek, atau cacat. 

“Miling-miling artinya pilih-pilih. ‘Guwing’ artinya bibir sumbing. ‘Miling- miling oleh guwing’, terlalu banyak pertimbangan dan persyaratan bagi sesuatu yang dicarinya, karena waktu yang dibutuhkan telah banyak tersita akhirnya tinggal mendapatkan yang cacat saja. 

Contoh sederhana. Seorang ibu hendak membeli sayuran tomat di pasar. Semula, pilihan banyak tersedia. Tapi, setelah beberapa pedagang sayur tomat ditinggalkannya, akhirnya tomat-tomat yang bagus telah dibeli orang lain, ia hanya mendapatkan buah tomat yang tersisa. 

Setelah lama memilih kambing di pasar itu, akhirnya ia pun jadi membeli seekor kambing yang dianggapnya bagus. Sesampai di rumah ternyata di bagian pantat kambing yang baru dibelinya itu kudisan.

Begitulah dalam menentukan sebuah pilihan, bagi orang Jawa kurang bijak pula jika terlalu lama untuk menentukannya. Terlebih berkaitan dengan hal-hal yang sangat mendesak, mereka memerlukan sebuah kebijaksanaan, meskipun mereka tahu bahwa kebijaksanaan itu sesungguhnya adalah melanggar undang-undang. 

102. WITING KALUHURAN TABERI ANDHAP ASOR 

‘Wit’ berarti pohon. ‘Taberi’ artinya rajin. ‘Andhap asor’ artinya rendah hati. Secara harfiah pepatah ‘Witing kaluhuran taberi andhap asor’ adalah pohon dari keluhuran ialah rajin berperilaku rendah hati dalam hidup sehari-hari.

Rendah hati mengandung makna tidak egois, tidak takabur atau sombong. Jujur, sederhana, terbuka, memiliki sikap peduli pada orang lain.

Rendah hati itu tidak mabuk pujian, penghormatan maupun sanjungan. 

Orang yang rendah hati justru turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Jika orang lain memperoleh keberuntungan ia ikut senang. Demikian pula jika melihat seseorang sedang hidup susah dan menderita ia akan segera berempati mengulurkan tangan, turut meringankan beban penderitaannya. 

Orang yang rendah hati itu panjang sabar dan pola hidupnya sederhana. Ia tahu, bahwa kebutuhan hidup itu pada hakekatnya adalah murah, yang mahal itu adalah gaya hidup. 

Orang yang rendah hati itu pemaaf dan pengampun, tidak menyimpan dendam dan benci. Ia bisa jadi penyalur berkat dan rahmat bagi orang lain. Hidupnya penuh syukur. Hidup menderita saja bersyukur, apalagi hidup bahagia akan lebih bersyukur. 

/ 2 Oktober 2022

BACAAN LAIN

Pajak Kripto Indonesia Mencapai 126,75 Miliar

Kisah Seorang Pemuda Bernama Dominggus

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur