Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 76)

Seide.id – Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam. Semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.

  1. Uripe Kesurang-surang (Hidupnya Selalu Sengsara)

Ada seseorang yang sejak kecil sampai tua tidak pernah merasakan hidup enak seperti yang dialami teman seumurnya.
Ia sudah berusaha keras untuk memperbaiki nasibnya tetapi selalu gagal dan dirundung malang. Kepada orang yang demikian itu bisa dikatakan dalam bahasa Jawa, “Uripe kesurang-surang.”

Tetapi ada pula orang yang hidupnya miskin tetapi bisa menerima nasibnya tenang dan damai. Di mata orang lain hidupnya menderita, bagi dirinya sudah bahagia. Menderita atau bahagia tidak penting baginya, yang penting di dalam hidupnya ia tidak merugikan orang lain dan sesamanya. Hidupnya selalu bersyukur apa adanya.

  1. Watuk Ana Obate Yen Watak Ora Ana Obate. ( Batuk ada obatnya jika watak tak ada obatnya)

Dalam perilaku sehari-hari sering kita jumpai orang-orang yang memiliki watak tertentu, terkadang menjengkelkan orang lain. Misalnya setiap kali bicara nadanya selalu keras. Suka menyalahkan orang. Kepada orang-orang yang demikian, orang Jawa akan memberikan sindiran dengan kata-kata, “Watuk ana obate, yen watak ora ana obate.”

Yang bisa mengubah watak, karakter seseorang, hanya dirinya sendiri. Melalui pendidikan, pergaulan introspeksi diri, yoga, kesadaran dan usaha yang sungguh-sungguh baik dan benar, watak bisa diubah secara perlahan dan memerlukan keinginan yang kuat untuk berubah, tergantung orangnya.

Y.P.B.Wiratmoko
Mangkujayan, Gandhok Kidul

Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 75)

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur