Tips Makanan Selama Berpuasa

Seide.id – Pertanyaan yang sering muncul, makanan apa yang sebaiknya dikonsumsi selama menjalani puasa? Semua jenis makanan tentu menyehatkan, asalkan dikonsumsi secara moderat. Namun ada beberapa perkecualian dalam menyiasati kegiatan berpuasa agar senantiasa menyehatkan.

Dari segi konsumsi makan, puasa ialah menahan tidak makan dan minum dari fajar (subuh) sampai matahari terbenam (maghrib). Lain kata, waktu makan besar menjadi saat berbuka dan sahur. Hendaklah dua kali makan besar itu harus dapat mencukupi kecukupan harian tubuh akan zat gizi, perlu memadai porsi maupun kelengkapan ragam menunya. Makanan ekstra setelah berbuka diharapkan bisa menambahkan kekurangannya.

Jika berat badan bertambah selama menjalani puasa, berarti asupan kalori hariannya melebihi kebutuhan. Maka porsi makannya harus dikurangi.

Sebaliknya, jika berat badan kian menjadi lebih rendah dari sebelumnya, itu berarti asupan porsi makan selama sahur dan berbuka kurang dari kebutuhan tubuh, maka hari-hari berikutnya perlu menambah porsinya.

Berat badan normal yang terjaga tetap stabil menunjukkan bahwa asupan kalori sudah sesuai dengan porsi makan sebelum puasa. Maka perlu menimbang berat badan di awal puasa.

Tak cukup porsi makan dan memenuhi kelengkapan gizi semata agar berpuasa tetap menyehatkan. Yang sering terjadi, konsumsi gula cenderung berlebihan selama berpuasa. Menu manis menguasai hampir semua camilan.

Kelebihan asupan gula dapat menambah besar kalori yang diterima tubuh. Kondisi itu yang menjadikan berat badan cenderung bertambah. Satu-dua buah kurma waktu berbuka sudah mampu meningkatkan kadar gula darah yang anjlok selama jam berpuasa.

Bahwa berbuka puasa dengan yang serba manis memang membantu secara cepat meningkatkan kadar gula darah yang sudah lama turun. Maka tipe makanan yang manis benar yang paling cocok buat berbuka puasa, selama jumlahnya tak berlebihan.

Namun tidak demikian halnya untuk menu sahur. Menu sahur, sebaiknya memilih menu yang bersumber dari bahan makanan berkarbohidrat majemuk, yakni nasi, roti, mi, kentang, ubi, ketela, jagung, atau sagu, dan sejenisnya. Mengapa?

Oleh karena menu berkarbohidrat yang akan diolah oleh tubuh terlebih dahulu, tidak langsung habis diserap. Perlu waktu mengolahnya sekitar dua-tiga jam setelah mengonsumsinya, baru menjadi gula (glucose) yang siap pakai. Sehingga itu yangmemungkinkan kita tidak menjadi lekas merasa lapar.

Selain itu karbohidrat berisi serat (bulky) yang bikin rasa penuh di pencernaan, selain rasa kenyang setelah diolah menjadi gula di dalam darah.

Lebih menyehatkan lagi kalau memilih jenis karbohidrat alami, seperti ubi. Selain kaya karbohidrat majemuk/kompleks serta serat, ubi juga kaya akan vitamin dan mineral. Sumber makanan kaya akan serat memberikan rasa kenyang lebih panjang, karena massa yang besar, ketimbang larutan gula yang tidak bermassa. Rasa penuh (bulk) ini yang menunda rasa lapar muncul lebih cepat.

Tentu saja jangan dilupakan, agar tetap menyeimbangkan menu sahur maupun berbuka dengan kecukupan protein dari ikan, telur, daging, tahu, tempe, dan susu, serta lemak dari minyak goreng, dan santan kelapa. Selebihnya kebutuhan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran, serta kecukupan minum air putih demi tetap bugarnya tubuh, semua itu tidak boleh sampai kekurangan.

Selamat menunaikan Ibadah Puasa
Dr Handrawan Nadesul

Waspadalah: Tidak Setiap Pengobatan Alternatif Masuk Akal Medis (1)