Tipu Tipu Formula E Mencatut Nama Jokowi Segala ?

Tipu-tipu Formula E mencatat nama Jokowi ? ( Foto: mobile.twitter.com)

KATIJOW ELKAZENI

Pagelaran Formula E di Jakarta itu seperti kendaraan besar yang mogok di tengah jalan. Didorong berat. Dibiarkan mengganggu jalanan. Tapi saya salut dengan otak di balik bisnis besar ini. Mereka tidak menyerah. 

Kabar terbaru, Bamsoet ( Bambang Soesatyo) dan kawan-kawannya menyebarkan rumor, Presiden Jokowi yang akan menentukan lokasi sirkuit Formula E. Sontak netizen heboh. Karena sejak awal Presiden tidak ikut-ikutan dengan pagelaran tak jelas itu. 

Tapi kok sekarang turun gunung? Tanda-tanda alam apakah ini?

Saya berasumsi, ini hanya trik penyelenggara saja. Artinya, menyeret Jokowi dalam permasalahan ini supaya kendaraan yang mogok tersebut bisa menggelinding. Dapat dipahami, proyek apapun yang ditangani Jokowi akan sukses. Publik akan tergerak seperti air bah untuk mendukungnya.

Formula E juga begitu, kalau Jokowi sampai bisa dimanfaatkan oleh mereka untuk ikut mendorong kendaraan mogok itu, mereka tinggal tepuk tangan saja di belakang. Tinggal ongkang-ongkang kaki dan terima hasilnya.

Dengan cara menyebarkan isu seperti ini, harapannya, mau tidak mau Jokowi harus cangcut taliwondo. Karena namanya sudah dikait-kaitkan. Malu dong, sudah diberitakan ke mana-mana kok diam saja.

Kalau orang Jawa bilang ini strategi mbagusi, bersikap hormat dan baik pada seseorang dengan tujuan mendapatkan keuntungan tertentu. Mbagusi juga dapat disebut sebagai taktik untuk menyembunyikan rasa benci dan permusuhan yang ada dalam hati.

Antara Anies dan Jokowi memang tidak ada permusuhan. Meskipun Anies tak kompeten dan pernah dipecat dari jabatan menteri. Hubungan mereka tidak saling menikam. Tapi juga tidak saling mendukung.

Banyak orang kemudian berasumsi, berdasarkan berita itu, Jokowi terpaksa menyelamatkan muka bangsa Indonesia. Karena Anies sekali lagi terbukti tidak kompeten. Asumsi ini memenuhi grup-grup WA. Banyak orang gelisah. 

Tapi selama belum ada pernyataan resmi dari Presiden Jokowi, saya anggap itu hanya “ombak-ombak saja”. Usaha terakhir dari penyelenggara untuk mendorong kendaraan mogok tadi.

Problem pagelaran Formula E bukan hanya dalam dugaan korupsinya, tapi juga kemampuan penyelenggaranya yang diragukan. Hari gini masih nyari-nyari lokasi sirkuit? Ke mana aja, Malih? 

Mainan Kelompok Borjuis

Jadi ketika mereka telah kehabisan tenaga, napas tersenggal satu-satu, keringat bercucuran membasahi sekujur badan, pandangan nanar dan tubuh gemetar, baru mereka ingat Jokowi.

Kemarin waktu nebangi pohon di Monas kok gak ingat Jokowi? Minta izin aja enggak.

Kalau saya jadi Jokowi, saya akan tetap pada posisi saya sebelumnya. Karena memang gak dibutuhkan sejak awal, ya sudah biar diurus sendiri sama Anies. Tak perlu mengotori tangan dengan ikut mengurus bisnis orang kaya di DKI Jakarta itu.

Pagelaran Formula E tidak mengusung semangat rakyat. Bedakan dengan Mandalika kemarin. Surga motor dunia itu ya Indonesia. Maka kalau ada balapan motor, tepat sekali dengan jiwa motoran bangsa Indonesia. Itu semangat proletariat. 

Formula E itu lebih tepat dikategorikan mainannya kelompok borjuis. Apalagi kalau ngomong kendaraan listrik yang harganya masih sangat mahal itu. Isu ini sangat tidak membumi.

Slogan kampanye kendaraan listrik boleh saja. Tapi kan gak harus lewat balapan juga. Mestinya aparat pemerintah memakai kendaraan listrik. Tempat ngecas ada di mana-mana. Harga kendaraan listrik sama dengan kendaraan konvensional. Itu jauh lebih penting dilakukan. 

Jadi Formula E ini gak ada urusannya dengan muka bangsa Indonesia. Kalau dengan mukanya Anies jelas ada. Makanya proyek ini perlu mencatut nama Jokowi. 

Jika proyek ini sukses, nama Anies akan semakin moncer. Ketidakbecusannya dalam banyak hal, termasuk dalam penyelenggaraan Formula E ini akan tertutupi. Dan esok 2024 akan cerah sekali…

Ngimpi!

OPINI LAINNYA :

ARSWENDO : Laku Iman Seorang Penulis dan Seniman yang Mengajak Bersyukur Tanpa Libur

Bisnis Model dan Ekosistem

Stop Mempromosikan Orang Buruk

Menilai Karakter Seseorang

Mengugah Hati Ayah

StigmaLingkaran Korupsi

Lingkaran Korupsi

Avatar photo

About Kajitow Elkayeni

Novelis, Esais, lahir di dusun kecil bernama di Grobogan, tinggal di Jakarta. Beberapa karyanya Medhang Kamulan (novel), Rajasa Wilwatikta (kumpulan cerpen), Dua Kelana Mencari Cinta (kumpulan puisi).