Seide.id – Bila Anda berpikir tenggelamnya kapal RMS. Titanic, tanggal 15 April 1912 -karena menabrak gunung es, dengan 1.514 orang korban- adalah tragedi maritim terbesar dunia, itu keliru.
Kapal pesiar Jerman, Wilhelm Gustloff, diperkirakan mengangkut 10.614 orang, separuh diantaranya pengungsi wanita, bayi dan anak-anak.
Di malam pekat musim dingin bersuhu (minus) -20 derajat Celsius kapal ini diterpedo kapal selam Sovyet! Hanya sekitar 996 orang yang selamat, 9.618 penumpang tewas, jumlah itu 6 kali lipat korban Titanic!
Mengapa tragedi ini bisa terjadi?
Ini kisahnya,..
(latar belakang)
Harus dipahami, tragedi ini terjadi di masa PD 2, saat dimana manusia/ negara masih menonjolkan kekuatan militer dan egonya dengan menaklukkan negara lain.
Jepang di Asia menyerang Cina dan negara lainnya, sementara Jerman di Eropa menghajar tetangganya. Di sisi selatan -Italia- menggasak wilayah Balkan dan Afrika.
3 negara ini kemudian sepakat bersatu untuk menindas negara lain.
Tragedi pun dimulai
1 September 1939, secara mendadak Nazi-Jerman di bawah Hitler menyerang Polandia tetangganya sendiri di sebelah timur. 2 juta tentara dan senjata berat menggelontor masuk. PD 2 pecah di Eropa.
Alasan penyerangan, secara umum orang Jerman membutuhkan Ruang Hidup yang lebih luas – Hitler menyebut: Lebensraum- tak peduli meski harus membinasakan negara lain.
Alasan khususnya, ya, Hitler ingin menunjukkan bahwa Jerman di bawah kepemimpinannya sangat kuat. Ia ingin merebut kembali wilayah yang pada akhir PD 1 (1914-1918), karena kalah perang, Jerman harus menyerahkan banyak wilayahnya kepada pihak pemenang perang.
Negara itu adalah Perancis dan Inggris -termasuk- kepada Polandia, yang mendapat wilayah Prusia Barat (peta, warna kuning wilayah yang diserahkan Jerman, pada Polandia)
Hitler ingin merebut balik.
Kalah kekuatan senjata, kalah jumlah pasukan dan tidak siap, Polandia dilumat dalam 2 minggu. Negara itu dikuasai sepenuhnya dari selatan sampai utara, termasuk kota Pelabuhan Danzig (Gdansk) dan Gdynia, dulu bernama Gotenhaven (peta) yang nanti masuk dalam alur kisah ini.
Perjanjian jahat
Liciknya, satu minggu sebelum menyerang Polandia, 23 Agustus 1939, Hitler mengirim menlunya, Joachim von Ribbentrop, ke Moskow untuk meminta kesepakatan pemimpin Komunis Sovyet, Josef Stalin agar tidak membantu Polandia kalau Jerman menyerang Polandia.
Sebagai imbalan, Sovyet memperoleh Separuh Polandia (sebelah timur) kalau negara itu mau menyerang juga dari arah timur.
Selain itu, Hitler minta Jerman-Sovyet untuk tidak saling serang.
Stalin setuju. Inilah perjanjian jahat, sebelum Polandia diserang.
Bersambung: