Tragedi Tenggelamnya Kapal Pengungsi Wilhelm Gustloff (1)

tempur dan logistik (makanan, amunisi, BBM dan obat-obatan) yang sangat besar, juga -bahayanya- rentang sayap ini mudah dipatahkan!

Apa boleh buat, Hitler memang keras kepala. Ia pantang ditentang.

Dalam perjalanan menuju 3 kota tadi, pasukannya menghajar apa saja. Bagai angin topan yang merobohkan semua penghalang. Mereka membunuhi ratusan ribu warga sipil, orang tua, wanita dan anak-anak. Mereka merampok dan membumihanguskan apa saja. Bahkan, kemungkinan adanya tindak (maaf) perkosaan.

Politik Rasis

Mantan tentara Jerman veteran front timur, setelah perang dunia kedua usai, membantah adanya pemerkosaan selama penyerbuan ke wilayah Uni Sovyet. Tetapi siapa yang bisa mengontrol perilaku 5 juta pasukan?

Apalagi pasukan ini direkrut dari berbagai negara pendudukan seperti: Rumania, Findlandia, Italia, Hongaria, Slovakia, Kroasia bahkan sampai ke Spanyol.

Mengapa pasukan Jerman membumihanguskan apa saja dan membunuhi setiap warga sipil Sovyet?

Ini terkait politik rasis yang saat itu diusung Adolf Hitler bahwa bangsa Arya -ras Jerman- adalah bangsa unggul di dunia, dan menganggap manusia lain jadi tak berguna dan mesti dimusnahkan, mereka hanya jadi penghambat saja.

Kaum gipsi, orang  Asia, komunis, ibrani, negro, homoseksual, gelandangan masuk dalam daftar yang harus dimusnahkan.

Maka, tak heran selama menggelar operasi ke timur mereka membasmi semua. Lebih baik dilakukan sekarang dari pada menunda nanti.

Ada memang personil militer profesional yang menentang kebijakan ini, tetapi dalam tiap unit pasukan selalu disertai staf politik dan tentara khusus SS yang selalu memeriksa bahwa pemusnahan harus benar-benar dilakukan!

Rakyat Sovyet membakari rumah sendiri ketika tentara Jerman datang.
Aksi bumi hangus termasuk menebangi pohon, agar tak bisa dimanfaatkan oleh Jerman. Cara ini, meski menyakitkan, ternyata efektif. Musim dingin tiba tak ada lagi tempat untuk berlindung.

Era gelap dan mengerikan

Data korban akibat ‘petualangan’ Hitler ke timur sungguh mengerikan: dari 5 juta tentara Jerman yang dikerahkan hampir dua juta tentara Jerman gugur, hilang dan luka-luka.

Sisanya ditawan dan dibawa ke kamp kerja paksa di Siberia, sebuah kawasan menakutkan karena dinginnya mampu membekukan tulang dengan alam yang masih liar.

Kelak, dari setiap 100 tentara Jerman yang ditawan, rata-rata hanya 7 orang yang bisa kembali ke kampung halaman setelah perang usai!

Pihak Sovyet kehilangan 9 juta prajurit dan 20 juta penduduk sipil tewas, (simak) dua puluh juta nyawa!

Korban harta benda tak terhitung banyaknya. Aksi ini menyisakan luka teramat dalam bagi penduduk Sovyet. Dan, jangan lupa, juga dendam kesumat yang amat sangat!

Pada awalnya Jerman menang di semua medan dalam rentang sayap raksasa tadi. Ini karena tentara Sovyet tidak siap, kalah jumlah pasukan,  juga kurangnya peralatan tempur.

Jerman menguasai darat dan udara dengan baik.

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.