Semula armada pembom AU Jerman di bawah komando Hermann Goering menyanggupi, tetapi mengingat bantuan yang harus disuplai mencapai 800 ton per-hari, pihak perbekalan dan awak AU pun akhirnya keteteran.
Bantuan terkirim, tetapi jumlahnya tidak bisa mencapai 800 ton per-hari. Suplai pun tersendat. Dan ratusan ribu pasukan berada di ujung tanduk!
Mereka menghadapi dua musuh sekaligus: tentara Merah dan ganasnya musim dingin! Pakaian dingin tak ada dan makanan tak terkirim.
Tragedi Napoleon terulang
Bencana pasukan Jerman ini mirip prahara yang dialami oleh tentara Kaisar Napoleon Perancis saat menyerang wilayah Sovyet (waktu itu bernama Kekaisaran Tsar Rusia dibawah Alexander I), 24 Juni 1812.
Pasukan Napoleon yang menganggap remeh Rusia, menyerang di musim panas dengan pakaian tipis karena menganggap mereka akan menang sebelum musim dingin tiba!
Dan ternyata Napoleon salah perhitungan. Tentara Sovyet gigih dalam bertempur! Pasukan Napoleon pun terjebak musim dingin dan mundur!
Kejadian memilukan ini sekarang terulang!
Kejamnya musim dingin di wilayah Sovyet bisa mencapai minus 40 – minus 50 derajat Celsius! Tak ada manusia selamat di udara terbuka dalam cuaca seperti itu, apalagi dengan pakaian musim panas!
Kebas badan
Saya pernah datang ke Belanda saat bersuhu minus 22 derajat Celsius, di Rijswijk -Den Haag- 1980, tangan terbuka di luar tak sampai lima menit saja maka akan kebas dan sulit menekuk ruas jari!
Apalagi di minus sampai 40 derajat!
Anda harus berpakaian tebal untuk melawan dingin. Bila tidak, dalam lima menit Anda tak lagi merasakan adanya ‘kehadiran’ kaki dan tangan! Kebas dan beku!
Tubuh akan dilanda Radang Dingin (frostbite) kaki dan jari membeku biru! Bila tak segera dipulihkan jaringan tubuh akan mati dan harus diamputasi/ digergaji.
Tahap berikutnya, yang menakutkan, Anda berada dalam zona bahaya hipotermia yakni jaringan syaraf, jantung dan organ lainnya tidak bisa bekerja dengan baik, tak ada respon dan ujungnya bisa merenggut nyawa!
Pasukan Jerman sudah jatuh kini tertimpa tangga!
Sovyet-Jepang saling main mata
Sejenak, kita mundur ke timur:
Saat Jepang menyerang wilayah Utara Cina –Manchuria- 1932, Sovyet khawatir serangan Jepang akan merangsek juga masuk ke utara menggempur wilayah Sovyet, ini karena Manchuria berada di perbatasan Cina-Sovyet.
Untuk antisipasi, Sovyet menggelar sekitar 2 Juta pasukan Siberia yang kuat, hebat dan terlatih untuk menjaga wilayah perbatasan.
Di lain pihak, diam-diam, Jepang juga memiliki kekhawatiran yang sama: takut Sovyet merebut Manchuria yang kaya akan padi.