Tragedi Tenggelamnya Kapal Pengungsi Wilhelm Gustloff (5/terakhir)

Dengan menyelinap dari sebelah kiri S-13 bisa langsung menghilang setelah menembak. Posisinya yang berada di dekat daratan tidak akan diduga oleh kapten kapal terpedo yang mengawal Gustloff.

Setelah posisi kapal telah stabil, tepat pukul sembilan malam S-13 mulai menembakkan terpedo.

Marinesko memberi nama untuk tiap terpedo yang diluncurkan: yang pertama untuk (menghormati) ‘Tanah Air’, terpedo kedua diberi nama ‘Leningrad’ karena pengepungan 900 hari atas kota itu, yang ketiga ‘untuk Rakyat Sovyet’ dan yang keempat ‘Stalin’.

Sayangnya terpedo ke empat macet dan anak buahnya segera mengeluarkan terpedo dari tabungnya dan diperbaiki.

Dari balik periskop Marinesko mengamati ketiga terpedo yang meluncur deras menuju kapal Gustloff. Setelah yakin arahnya tepat, ia menurunkan periskop dan memerintahkan juru mudi untuk segera menyelam dan menyingkir dari situ.

Terpedo terus melesat…

Beberapa menit kemudian terdengar tiga ledakan besar susul menyusul: bum!….bum!…. bum! Getarannya keras hingga merambat ke dinding S-13.

Dan memang kapal Gustloff terguncang hebat. Ketiga terpedo semuanya menghajar sebelah kiri kapal. Yang pertama menghantam haluan (di bagian depan) dan langsung menjebol kamar-kamar tempat kru sedang tidur.

Di ruang kemudi semua kapten kapal dan kru yang bertugas tersentak kaget.

Kapten kapal lalu segera memerintahkan untuk mengunci pintu-pintu ruang haluan agar kapal tidak miring, risikonya kru yang masih hidup akan terkurung dan terendam hidup-hidup disana.

Terpedo kedua menghantam kapal sekitar 40 meter dari terpedo pertama, ledakannya langsung menjebol kolam renang indoor yang kini berisi 300 wanita AL.

Jutaan liter air dingin menggelontor masuk dan menyapu siapa saja, termasuk para pengungusi yang sedang tidur di bagian lobi kolam renang. Suara jerit panik terdengar dimana-mana. Orang saling injak dan berusaha lari menyelamatkan diri. Tapi hendak lari kemana? Semua area penuh manusia!

Gustloff tersungkur, memuntahkan semua isinya di lautan dingin

\Kamar mesin jebol

“Semua penumpang memang telah memakai pelampung dan dilarang melepasnya, dan pelamung itulah yang menyelamatkan hidup saya. Tubuh saya terdorong air ke atas, dan terus hanyut menaiki lantai demi lantai” kesaksian wanita AL bernama Ursula Schulze-Resas beberapa tahun kemudian.

Bisa jadi tubuh Ursula juga terdorong oleh gelontoran kencang air dari tembakan ketiga yang menghantam tepat di bagian tengah kapal. Itu ruang mesin dan ledakannya mampu menjebol ketel mesin dan langsung memadamkan semua lampu dan memutus lalu lintas komunikasi.

Gustloff  kini tak lagi bertenaga. Kapal diam karena mesin mati dan kegelapan juga terjadi dimana-mana. Jeritan panik memenuhi kapal. Dan gelontoran air laut yang membekukan tulang menerjang kemana-mana, menerjang apa saja.

Tembakan ketiga ini sungguh fatal karena mampu membuat kapal perlahan-lahan miring ke kiri. Entahlah bila terpedo keempat mengenai sasaran, tentu akan menghantam bagian buritan, belakang kapal, dan kapal akan makin cepat tengglelam.

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.