Transformasi Ayu Azhari

Ayu Azhari adalah salah satu bintang besar di dunia perfilman Indonesia. Sudah puluhan judul film dibintanginya. Ia tak pernah memilih-milih peran atau genre film yang akan dibintanginya: mulai film drama serius, musikal, komedi, horror, laga, bahkan film-film yang menuntut kemolekan tubuhnya ketika ia masih muda dan kenyal. Ayu selalu menunjukkan totalitasnya.

Tidak heran bila ia kemudian meraih prestasi membanggakan di dunia film dan sinetron berkat kemampuan aktingnya. Ia salah satu artis yang berhasil membawa pulang Piala Citra dan penghargaan dari festival film lainnya.

Meskipun usianya semakin lanjut, pojok bibir dan sudut matanya sudah dihiasi kerut, Ayu tak mau menyerah. Ia ingin tetap eksis dalam dunia hiburan yang telah membesarkan namanya, yang telah membawanya ke dalam liku-liku kehidupan yang beraneka warna, penuh drama, seperti film-film yang diperankannya.

Tak mendapat tempat di dunia film, Ayu mencoba menekuni kegiatan lain: ia pernah mencoba politik dan kini tarik suara. Dengan begitu, artis yang menikah dengan vokalis grup musik dunia White Lion ini, masih tetap eksis sampai sekarang.  

Siti Khadijah Azhari atau yang lebih dikenal dengan Ayu Azhari, lahir di BandungJawa Barat19 November 1967.  Memulai kariernya sejak tahun 1984 sebagai model, pemain sinetron dan seorang penyanyi.

Dalam dunia acting ia memulai dalam film Bercinta Dalam Badai produksi Garuda Film (1984). Dan berturut-turun di perusahaan film yang sama, setahun kemudian ia dikontrak untuk main dalam 3 film sekaligus selain film pertamanya itu, masing-masing: Akibat Buah Terlarang, Perceraian dan Preman.

Sepanjang kariernya di telah membintangi hampir 40 judul film dan puluhan judul sinetron. Beberapa di antaranya memberinya Piala Citra, lambang supremasi tertinggi dunia perfilman, yakni sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dalam film Dua Kekasih arahan sutradara Satmowi Atmowiloto (1990).

Penghargaan lainnya adalah diperoleh adalah Piala Vidia Festival Sinetron Indonesia yang diraihnya selama dua tahun berturut-turut (1986 dan 1987) melalui sinetron  Noktah Merah Perkawinan  dan Perkawainan Siti Zubaedah yang sekaligus juga mendapat penghargaan Artis Sinetron Terpuji versi Festival Film Bandung.

Di kancah internasional, Ayu Azhari juga telah menorehkan tinta emas ketika ia didaulat sebagai Aktris Terbaik dalam Festival Film Asia Pasifik melalui film Telegram (2001).

Perkawinan

Ayu Azhari bersama suami pertama (alm) Djodi Gondokusumo. (Foto: herman wijaya)

Paradoks dengan kariernya di dunia hiburan yang cemerlang, dalam kehidupan pribadi Ayu beberapa kali diterpa masalah. Rumah tangganya dalam perkawinan pertama dan kedua tak berumur panjang.

Ayu pertama kali menikah dengan seorang pemain band berdarah indo bernama Wisnu Djody Gondokusumo pada tahun 80-an. Dari perkawinan pertama itu lahir seorang anak yang diberinama Axel. Keduanya lalu bercerai beberapa tahun kemudian.

Djodi yang menjadi  vokalis band gothic metal  meninggal akibat overdosisi obat bius. dalam usia 30 tahun pada 15 Juni 2002. Di masa karirnya,  Djodi juga pernah menjabat menjadi vokalis band thrash metal, Rotor.

Pada tahun 1994 Ayu menikah lagi dengan lelaki berkewarganegaraan Finlandia bernama Yusuf Teemu Ibrahim. Dari perkawinan itu keduanya dikaruni 3 anak, masing-masing Sean Asad, Mariam Nur Al Iman, dan Atiq Sulaiman. Namun pada tahun pada tahun 2003 keduanya memutuskan cerai.

Pada tahun 2010 Ayu menikah dengan vokalis grup music White Lion, Mike Tramp. Dari perkawinan itu Ayu melahirkan dua orang anak, masing-masing Isabelle Tramp dan Lennon Tramp.

Digugat anak

Hubungan Ayu dengan anak-anaknya hasil perkawinan terdahulu ternyata tidak selalu mulus. Ia pernah digugat anak pertama Axel dengan tuduhan pengambilan hak waris tanpa persetujuan mantan keluarga suaminya, Djody Gondokusumo. 

Belum usai kasusnya dengan putra sulungnya, Ayu kembali dilaporkan dan disomasi putra pertama dan keduanya. Mereka melaporkan ibunya ke pihak berwajib lantaran mereka tidak tahan dengan perlakuan yang mereka alami selama beberapa tahun, yaitu tindakan kekerasan fisik dan mental.

Namun kasus itu tidak merenggangkan hubungan Ayu dengan anak-anaknya. Ketika Axel terlibat kasus kepemilikan senjata api, pada akhir Desember 2019 lalu, Ayu tetap mendampingi anaknya.

Berhijab

Pada masa kejayaannya Ayu pernah dikategorikan sebagai bintang film yang berani. Adegannya dalam film  Outrage Fugitive arahan sutradara Robert Anthony (1994) sempat menghebohkan. Dalam film itu Ayu beradegan panas di bak mandi bersama actor Frank Zagarino, terlihat tanpa sehelai benang pun. Tapi adegan film itu dipotong dan tidak bisa disaksikan di Indonesia.

Imej bom seks masih melekat padanya. Menurut Ayu Azhari, kondisi yang terjadi di industri film ketika itu memang mengharuskannya tampil seksi. Oleh karena itu, Ayu Azhari pun menganggap penampilannya dulu masih dalam batas wajar.

Ayu Azhari ketika main dalam film Catatan Harian Tante Sonya. (Foto: ist)

“Kayaknya enggak juga ya imej bom sex mengganggu). Setiap orang bisa mengaktualisasikan diri dengan bebas, mencari jati diri atau mengekspresikannya sesuai dengan pekerjaannya,” ujar Ayu Azhari.

“Karena kalau dulu itu, artis ya harus seksi. Kayak film komedi misalnya trend-nya harus pakai celana pendek, rok mini, baju kaos buntung, tangan kecil dan muka bagus. Memang tuntutannya begitu, kebetulan waktu itu aku pun demikian (harus seksi),” ia tambahnya.

Dunia nyanyi

Seleksi alam yang membuatnya harus tersisih dari gemerlap layar perak, membuat Ayu harus putar otak. Dia lalu terjun ke dunia Tarik suara. Kebetulan keluarganya mendukung. Suaminya adalah pemusik dan seorang vokalis grup musik. Ayu, dengan suara yang terbilang tidak terlalu istimewa, lalu mencoba peruntungan di sini.

Melalui dunia nyanyi, setidaknya Ayu masih mendapat tempat. Nama besarnya sebagai artis cukup mendukung, sehingga tidak jarang ia mendapat panggilan untuk menyanyi dalam kegiatan off air. Ia juga pernah masuk dapur rekaman dibantu oleh suami dan anak-anaknya.

Oh ya, tak boleh juga dilupakan, Ayu juga terjun ke dunia politik. hw

Avatar photo

About Herman Wijaya

Wartawan, Penulis, Fotografer, Videografer