Kendaraan khusus ini dirancang bukan hanya untuk petualng alam tapi juga wisata rekreasi . Selain angkutan juga sarana akomodasi.
Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI
TRIP on Board (ToB) adalah istilah yang lahir dari khasanah wisata bahari untuk menyebut aktivitas berwisata, dimana si wisatawan (selama perjalanan mengunjungi obyek-obyek wisata) menggunakan kapal, dan sekaligus tinggal atau menginap di kamar atau ruangan pada kapal ataupun jenis-jenis moda transportasi air tersebut sejak dari awal hingga akhir perjalanan.
Tapi belakangan, istilah ToB juga berlaku bagi mereka yang bepergian ke tempat-tempat wisata, dengan menggunakan mobil dan sekaligus memanfaatkan kabin atau ruang dalam moda transportasi darat tersebut sebagai sarana akomodasi (tempat menginap) saat berhenti dan istirahat di suatu tempat, sebelum nantinya bergerak lagi mengunjungi obyek-obyek wisata yang direncanakan buat dikunjungi.
ToB ini pula yang biasa dilakukan Lody Korua bersama keluarganya; Berwisata dengan menyetir jip ke lokasi yang diinginkan, membawa bekal dan perlengkapan tidur serta alat masak-memasak sendiri, saat harus menginap dan bermalam di jalan. Bahkan kalaupun harus bermalam di udara terbuka, Lody siap dengan tenda keluarga bertilam empuk kedap hujan kedap serangga, yang bisa digelar di atap jip.
Lody Korua (65th) adalah aktivis pencinta alam Indonesia trimatra (darat, laut/air dan udara) yang diakui sebagai satu dari perintis olahraga arung jeram di Indonesia, bahkan namanya dicatat sebagai orang Indonesia pertama yang memiliki payung paralayang (merk Parapente, buatan Prancis), yang karena payung miliknya itu lantas lahir aktivitas resmi terbang layang Indonesia oleh orang Indonesia.
“Gue lagi numpang tidur di Klangon Hill, nih…!” ucap Lody subuh tadi di WA seraya menyilakan saya meng’klik’ laman FB-nya dimana antara lain terpampang foto mobil jip miliknya, dengan tenda portable di atapnya, terparkir di sebuah areal terbuka hijau berlatar pucuk kawah Gunung Merapi. “Kapang elo dan Resti ke Yogya, kita bisa napaktilas jejak almarhum Mbah Maridjan di pucuk sana…,” sambung Lody.
Klangon Hill yang dimaksud Lody tak lain adalah Bukit Klangon di Kalitengah Lor, Glagahharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Itu kawasan tertinggi yang dihuni warga lereng Merapi saat ini, pasca letusan dahyatnya Oktober 2010 yang banyak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa, antara lain Mbah Maridjan yang saat itu populer sebagai Juru Kunci Gunung Merapi.
Gunung Merapi memang satu dari sekian banyak tempat indah yang layak dinikmati, salah Wedhus Gembel (sebutan masyarakat untuk awan panas yang kerap melumcur turun dari pucuknya) masih terus jadi ancaman. Merapi memang satu dari beberapa gunung berapi teraktif dunia, dan Lody menikmatinya dengan ToB, sambil menyeruput kopi tengah malam dari balik tenda di atap jip-nya. Hmmm…! ***
(bersambung)
14/05/2022 PK 17:31 WIB