Turki akan Mengganti Nama Menjadi Turkiye

Recep Tayip Erdogan dan Menlu Turki

Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Menlu Menlu Turki Mevlut Cavusoglu. Dalam bahasa Inggris, Turkey berarti ‘Ayam Kalkun’ . Turkey juga nama hidangan utama di Amerika Serikat untuk makan di hari Natal. Sebutan itu mengganggu penguasa negara ini. Karenanya mereka mengusulkan ke PBB untuk menggantikan dengan nama baru. Foto instagram

Seide.id.  – Menteri Luar  Negeri Turki sudah mengirimkan surat kepada PBB meminta agar nama negara tersebut diganti menjadi Turkiye karena nama yang sekarang seringkali disamakan dengan turkey alias ayam kalkun.

Sementara ini, Kementerian-kementetian di Turki sudah mulai menggunakan nama Turkiye dalam dokumen resmi .  Turkiye sebagai nama resmi sebenarnya  sudah ada sejak tahun 1923 setelah pernyataan kemerdekaan.  Stasiun televisi nasional di sana juga mengatakan nama Turkey dalam bahasa Inggris disamakan dengan berbagai gambaran lain.

Menurut jaringan televisi pemerintah, yang dikutip ABCNews,  Menlu Turki Mevlut Cavusoglu sudah mengirimkan surat resmi kepada PBB.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu. Sudah mengirim surat ke PBBB untuk pergantian nama negaranya. : foto instagram

Penggantian nama dilihat sebagai upaya untuk  mengubah citra negara tersebut dan tidak lagi dikaitkan dengan ayam kalkun yang paling terkenal di Amerika Serikat menjadi menu tradisional Thanksgiving Day di akhir November.

Dalam bahasa Inggris, nama resmi negara ini adalah Turkey, nama serupa untuk ayam kalkun dan juga kadang untuk istilah konyol dan negatif berkenaan dengan kata tersebut dalam bahasa Inggris.

Kantor berita Turki mengatakan bahwa Stephane Dujarric, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, mengukuhkan pihaknya sudah menerima surat permohonan tersebut hari Rabu waktu New York.

Kantor berita tersebut mengutip Dujarric bahwa perubahan nama menjadi efektif di saat surat diterima oleh PBB.

Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan juga sudah mendesak agar secara internasional negara itu berubah nama Turkey menjadi Turkiye, seperti ejaan dalam bahasa Turki.

Negara tersebut sebenarnya menyebut dirinya sendiri Turkiye di tahun 1923 setelah menyatakan kemerdekaan.

Bulan Desember lalu, Presiden Ergodan memerintahkan penggunaan nama Turkiye untuk penampilan budaya dan nilai-nilai Turki, termasuk label Made in Turkiye menggantikan Made in Turkey dalam produk ekspor.

Kementerian-kemernterian di Turki juga sudah mulai menggunakan nama Turkiye dalam dokumen resmi.

Awal tahun ini, pemerintah mengeluarkan video promosi sebagai bagian dari usaha mengganti nama dalam bahasa Inggris.

Dalam video tersebut, para turis dari mancanegara menyampaikan salam “Hello Turkiye” di berbagai destinasi wisata utama.

Direktorat Komunikasi Kantor Kepresidenan Turki meluncurkan kampanye ‘untuk mempromosikan lebih efektif penggunaan Turkiye sebagai nama negara secara internasional di berbagai platform’.

Masih belum jelas apakah nama baru ini, dengan huruf yang tidak ada dalam abjad bahasa Inggris akan menjadi populer di seluruh dunia.

Jaringan televisi berbahasa Inggris milik pemerintah Turki TRT World sudah mengubah nama menggunakan kata Turkiye, meski nama Turki kadang juga masih disebut oleh para wartawannya sendiri yang belum sepenuhnya terbiasa.

TRT World dalam sebuah artikel mengatakan bahwa pencarian dengan kata “Turkey’ di Google akan muncul berbagai arti dan penjelasan.

Salah satunya adalah nama ayam kalkun yang bahasa Latinnya adalah Maleagris namun bahasa Inggrisnya adalah turkey yang juga menjadi hidangan utama di Amerika Serikat untuk makan di hari Natal.

Jaringan televisi tersebut mengatakan “kalau kita membuka Kamus Cambridge, maka turkey artinya adalah ‘sesuatu yang mengalami jatuh parah’ atau ‘seseorang yang bodoh atau konyol’.

TRT World mengatakan warqa Turki lebih memilh negaranya disebut Turkiye “untuk menentukan bagaimana negara lain harus memanggil mereka.” – ABCNews/dms

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.