OLEH: ERIZELI JELY BANDARO
Jumlah hutang pemerintah China terhadap PDB diperkirakan mencapai 350%. Tetapi data resmi menyebutkan angka 40%. Manakah yang benar ? ktia tidak tahu. Karena Cina memang tidak pernah mengumumkan secara resmi angka debt to GDP ratio. Mengapa ? karena bagi China utang itu tidak ada.Persepsi ini ada karena mereka anggap uang itu adalah kupon belanja. Perhatikan gambaran berikut : Saat sekarang pemerintah China telah mem bail out China’s local government financing vehicles, ( LGFVs). Itu semacam Obligasi daerah yang berbasis revenue yang diperuntukan pembiayaan proyek insfrastruktur umum dan real estate. Tetapi tahukah anda ? , nilai bail out sebesar USD 2,5 triliun. Pemerintah pusat China membail out tidak memberi uang tunai. Tetapi dalam bentuk coin emas.
Nah sekarang anda harus tahu lagi bahwa itu bukan coin emas. Itu hanya berupa tongsen atau emas abal abal, yang nilai hanya 1% dari harga emas asli. Namun …setiap coint emas itu ada sertifikat sesuai nomornya , yang mencantumkan “ Katanya ini emas “. Jadi kalau orang butuh uang tunai dia bisa jual ke toko emas coin itu dengan harga sesuai harga pasar emas. Nah keismpulannya, siapa yang membayar utang itu sebenarnya ? ya rakyat sendiri. Coin itu berputar putar diantara mereka, bisa dijual langsung,bisa juga dibarter dengan barang. Kenapa rakyat mau ? karena pemerintah China buat aturan bahwa rakyat tidak boleh pegang emas asli diatas ketentuan yang diatur pemerintah. Tetapi rakyat boleh pegang coint emas tak terbatas dan bila dibawa keluar china, itu tida ada nilainya.
Sebetulnya coin emas yang dipegang rakyat itu,adalah alat tukar, sama dengan uang kertas. Namun keduanya negara tidak jamin. Lantas siapa yang jamin ? ya rakyat sendiri. Gimana caranya ? ya melalui transaksi real , dengan pemerintah menjamin ketersediaan barang dan jasa. Nah kesimpulannya apa ? Bukan uang , bukan coin tetapi adalah terjadinya pertukaran antara satu pihak denga pihak lain dengan tersedianya barang dan jasa yang diatur by design oleh negara. Apakah ini salah ? mari kita buktikan. Venezuela punya uang tak terbilang jumlahnya dan punya SDA MIgas lebih besar dari Arab tetapi mengapa mata uang yang dipegang rakyat tidak laku? karena barang tidak tersedia. Negara itu sibuk ngumpulin uang tetap lupa produksi. Siapa yang benar? Yang pasti venezuela, BEGO.
AS negara berhutang mencapai diatas 100% dari GDP nya dan Jepang malah 2,5 kali lipat dari GDP nya. Tetapi apakah negara itu bangkrut ? tidak. Karena baik di AS maupun Jepang , barang selalu tesedia. dan orang mampu membelinya. Baik jepang, AS dan china disisi lain, mempunya sistem ekonomi yang walau berbeda namun persepsi tentang uang adalah sama. Bahwa uang itu bukan tujuan tapi alat terjadinya produksi barang dan jasa. AS dan Jepang menerapkan kebijakan pajak tinggi agar orang kaya tidak rakus dan begitupula China menerapkan pajak tinggi agar orang tidak rakus. Dari persepsi tentang uang tersebut maka semua orang berpikir untuk berproduksi dan berusaha berhemat agar hanya konsumsi sesuai kebutuhan.
Apakah salah kesimpulan saya tersebut ? sampai kini berapapun jepang dan AS mengeluarkan surat utang tetap orang beli dan mereka sadar kalaupun hutang itu dibayar on time namun uang itu tidak menjamin apapun kecuali dapat ditukar untuk mendapaktan barang dan jasa. Begitupula denga China, orang lebih tertarik membeli Surat uang pemerintah yang akan dibayar pakai coin palsu. Orang happy aja karena barang dan jasa selalu tersedia. Nah bagaimana negara bisa menjamin barang dan jasa tersebut? karena uang dipompa melalui kebijakan pasar uang yang likuid sehingga orang bisa memanfaatkannya sebagai financial resource untuk beroduksi.
Jadi kalau persepsi tentang utang itu masih mengacu dengan kitab tafsir zaman old terntang Riba, maka itu artinya anda terjebak dengan budaya rakus dan masih anggap uang itu tuhan kedua didunia. Padahal uang itu omong kosong.