Uang Tunai Caplok Hotel dan Mall Murah

Uang Tunai Caplok Hotel dan Mal Murah

Pandemi Covid-19 membua pemilik hotel, mall dan pusat perbelanjaan menahan nafas panjang. Kini setelah Covid berlalu, mereka kesulitan uang untuk bangun. Ini peluang yang ditunggu para konglomerat an mereka yang punya uang tunai; membeli dengan sangat muerah selagi mereka butuh uang.

Pemandangan kontras terjadi sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 berkaitan dengan hotel-hotel dan mal. Semasa Pandemi, banyak hotel kosong dan minim penghuni atau ditinggalkan pemiliknya karena beaya operasional tinggi dan mereka nombolk terus dengan minimnya hunian hotel.

Begitu juga yang terjadi pada mal-mal yang kosong bahkan disebut sebagai mal berhantu karena lampu-lampu sudah mati, rumput semakin meninggi dan tak terawat karena kesulitan uang tunai untuk melakukan inovasi maupun evolusi hotel dan mal mereka.

Kini, lampu-lampu di hotel mulai menyala, mal yang semula berhantu, berubah menjadi mal bermanusia. Promosi habis-habisan dimanfaatkan untuk menjaring konsumen. 

Dari berbagai info disebutkan bahwa para konglomerat yang memegang uang tunia, kini mulai memborong hotel dan mal atau pusat perbelanjaan. PT Pakuwon Jati Tbk, misalnya sudah mengakuisisi dua pusat perbelnajaan di Yogya dan Solo serta Hotel Marriott di Yogya milik DuniaTex. 

Proses akuisisi ini pertama kali dilakukan grup properti ini di luar Jakarta dan Surabaya. Proses akuisisi ini sejalan dengan strategi Pakuwon untuk meningkatkan area net leasable area (NLA) seperti mal-mal dan hotel-hotel.

Penyanyi keroncong kenaam, Indra Utami Tanzil ( IUT) tiga bulan terakhir juga sibuk bersama TIMnya menjadi pengelola hotel-hotel yang sakit. Kabarnya, mereka punya tim solid yang sudah terbiasa mengelola hotel-hotel di Jawa. Daerah operasi mereka sementara di Jawa dan Bali

Fenomena pergerakan properti komersiel terutama hotel, mal dan pusat perbelanjaan, disebabkan antara lain pameo yang selalu dipegang para konglomerat dan orang-orang kaya raya. Bahwa uang tunai adalaha raja ketika orang kesulitan. Artinya, orang-orang yang memegang uang tunai, mampu mengubah bisnis lesu menjadi bergairah dengan haraga murah. Konglomerata dan pemilik uang tunai ini bisa membeli hotel dan mal serta pusat perbelanjaan dengan harga sangat miring alias murah. 

Beberapa hotel di Bali, Solo, Yogya dan Surabays, kabarnya dijual pemilik dengan harga di bawah pasaran. Mereka butuh uang tunai dan ada yang memegang erat-erat. 

Kesibukan hotel, mal dan pusat perbelanjaan, selain berkaitan dengan usainya Covid-19, juga upaya pemerintah meningkatkan dunia pariwisata di Indonesia usai pandemi. 

Kemiskinan 500 T Habis Untuk Rapat di Hotel, Rakyat Tetap Miskin

Program TOSS Wujudkan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan di Ende

Uang Kripto Penting Untuk Masa Kini dan Masa Depan

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.