Oleh Non-O
Nasruddin Hoja yang akan membeli sepatu, mengukur kakinya dengan sehelai jerami dan menandainya. Lalu ia berangkat ke toko sepatu yang ada di kota. Nahasnya, dia lupa membawa pengukur sepatu dan jerami yang telah ditandai itu tertinggal di rumah. Maka sesampainya di toko sepatu tanpa ukuran kakinya itu, ia kebingungan. Akhirnya khoujah Nasruddin menemukan solusi dan berkata kepada pemilik toko, “Bisakah engkau menungguku barang sejenak, aku akan mengambil jeramiku yang tertinggal di rumah.” Tanpa menunggu jawaban, sang Mullah begegas pulang mengambil jerami pengukur kakinya, lalu tergopoh-gopoh kembali lagi ke kota. Sayangnya hari telah larut malam dan toko sepatunya tentu saja sudah tutup.
Seseorang yang mendengar ini berkata kepada Nasruddin Hoja, “Bukankah kamu bisa mengukur kakimu sendiri, kakimu kan ada waktu engkau ada di toko?”
“MasyaAllah, engkau sama sekali tak mengerti kesulitanku,” sahut Nasruddin, “Dengan jerami itu ukuranya sangat akurat, sedangkan kakiku ini tak mudah dipercaya!”*