Seide.id – Beberapa hari lalu, kami pulang dari Bali. Pergi-pulang diongkosi anak-anak.
Pada beberapa kesempatan, ngobrol ngalor–ngidul-ngetan-ngulon dengan sopir taxi-online. Mulai dari dunia pariwisata yang mulai bangkit dan menggeliat, setelah lebih dari 2 tahun seperti mati suri. Toko-toko yang jatuh bangun, alih usaha atau mengusahakan apa saja asal ‘dapur ngebul‘. Para pekerja yang banting stir, termasuk sang sopir taxi on-line, dst…
Yang unik, banyak wisatawan yang ketika ‘terjebak pandemi’ di negara-negara orang (termasuk Indonesia), tak bisa dan tak boleh kembali ke negaranya, tapi tetap disuport dana untuk sekadar survive oleh negara masing-masing. Wuiiih,…itulah jika negara menyalurkan pajak dari warganya dengan benar…gumamku.
Hari-hari ini, banyak wisatawan atau bolehjadi prosentase terbesar adalah wisatawan dari Rusia dan Ukraina -yang menurut bli sopir taxi on-line: “Meski negara mereka sedang berperang, tapi jika bertemu, mereka baik-baik saja tuh. Malah nongkrong dan cengengesan bersama”
Yah, mereka memang seperti ‘minggat‘ untuk sementara waktu dari negara masing-masing.
Jika ditanya sampai kapan, mereka rata-rata mengangkat bahu, “Yaaah,…mungkin sampai berhenti perang, kalau boleh..?!”
Bagi negara-negara Eropa, perang ini sangat terasa dampak buruknya. Terutama ekonomi, tentu. Euro konon merosot. Nilai kurs-nya sekarang di bawah dolar. Tapi, jika dibandingkan dengan rupiah sih,…teteup saja tinggi. Untuk perkara ini, aku sungguh-sungguh tak mengerti.
Ilustrasi: Aries Tanjung
Beberapa hari lalu, tepatnya 7 Oktober, salah-satu bos dari 2 negara yang sedang berperang itu, berulang tahun.
Selamat Ulang Tahun, bos..
Siapa tahu anda ingin merayakan ulang tahun, dengan cara…menghentikan perang.
Waah, kalok itu terjadi,…pasti itulah cara merayakan ulang tahun paling keren dan bolehjadi satu-satunya di dunia…
Aries Tanjung