Ada anggapan, jika menolong orang sebaiknya diberi kailnya, karena biasanya diberi umpan itu habis untuk dimakan sendiri. Sebaliknya kail dapat digunakan memancing agar memperoleh ikan untuk dimakan, dan menyambung hidup.
Pertanyaannya, apakah orang yang diberi kail itu piawai mancing? Tahu tempat yang disenangi ikan & umpan yang cocok?
Apapun namanya, sekadar memberi umpan itu kurang mendidik. Kebiasaan diberi sering kali membuat orang menjadi malas bekerja, karena terlalu berharap dan bergantung pada pemberian.
Lebih suloyo lagi, jika pemberian itu salah sasaran alias tidak tepat, bahkan disalah-gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Memberi alat untuk menyambung hidup itu baik, sekiranya orang itu tahu cara menggunakannya.
Jauh lebih baik lagi, jika kita memberi tidak hanya kail dan umpannya, tapi kita juga memberi pendampingan pada yang diberi.
Kenapa?
Untuk menjaga semangat juang orang yang diberi alat itu agar tidak kendor, mengontrol cara kerja, kualitas hasil olahan, pemasarannya, dan seterusnya.
Prioritas yang utama adalah orang yang hendak dibantu itu diajak bicara dari hati ke hati untuk menggali potensi diri, hobi, dan barang yang mudah laku dijual.
Pendampingan itu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan mandiri. Pengelolaan bidang usaha yang terarah dan fokus membuat impian orang yang dibantu itu tampak semakin nyata.
Apapun bantuan yang kita berikan pada sesama itu tepat sasaran & berdaya guna, ketika kita sukses memberdayakan ekonomi mereka ke arah yang semakin lebih baik.
Ekonomi masyarakat sehat, Indonesia kuat. (MR)