UNTUNG ADA TAMARA

Entah kabar gembira atau sedih, belakangan ini kita kebanjiran orang orang yang seolah olah dapat bocoran dari langit, punya koneksi “orang dalam” dengan malaikat – bahkan tuhan – sehingga dia bisa menentukan siapa yang kelak masuk surga atau dicemplungkan ke neraka.

Dan hadiah surga atau hukuman neraka disederhanakan dengan pakaian saja. Barang siapa krukuban seperti wanita di gurun pasir sana, maka kelak akan jadi ahli surga. Sedangkan yang buka buka’an bakalan jadi ahli neraka…

Jadi surga dan neraka ditentukan oleh siapa yang paling keArab-araban, sejahil dan sebahlul apa pun dia. Dan meski Anda rajin beramal menyebarkan ilmu gratisan – Anda tetap jadi ahli neraka – jika ikut ajaran kafir dan tidak meniru niru Arab.

Nalar saya mendadak mentok dan jadi dungu. Kenapa Gusti Allah menciptakan manusia beraneka suku, bangsa dan warna kulit jika yang keArab araban saja yang dapat hak istimewa – privilege-nya. Mengapa mesti ada orang kafir Eropa, Cina, India dan Amerika. Juga orang Jawa seperti saya ini untuk jadi follower mereka.

Mengapa Tuhan tidak menciptakan manusia di negeri Arab saja dan memenuhi bumi dengan perempuannya ‘krukuban’ semua. Biar kami dibuatkan planit lain. Sebagai sesama warga klas satu.

KEMARIN dulu, ada anekdot di antara para pendosa . Bahwa mereka tidak keberatan masuk ke neraka lantaran di sana akan ketemu banyak bintang film, baik bintang film Hollywood Mandarin maupun bintang lokal dan membayangkan betapa asyik dan meriah suasana di sana.

Bandingkan dengan surga yang isinya orang saleh yang sibuk memuji tuhan dan membaca kitab suci. Sungguh monoton.

Akan tetapi keyakinan itu harus ditinjau ulang – khususnya di negeri tercinta kita – mengingat sepuluh tahun terakhir semakin banyak bintang film kita yang “hijroh”. Insyaf. Krukuban. Menutup aurot.

Lihat saja Kartika Putri dan Olla Ramlan yang sebelumnya suka memamerkan kemolekan lekuk lekuk tubuhnya – agar kami, para lelaki genit meneteskan air liur – mendadak “hijroh” dan jadi orang soleh. Itu petunjuk gawat bagi kami bahwa neraka akan kekurangan orang cantik molek. Mereka akan berkumpul di surga. Pria pria yang rajin buka kitab suci akan bergembira. Bebas ngac*#@€ dan melampiaskan senjata andalannya – karena pengadilan akhir sudah terlewati. Sedangkan kami di neraka akan bengong jadi penontonnya.

Saya merujuk pada ceramah ustadz muda yang beredar di medsos baru baru ini – yang menyatakan bahwa di surga orang alim akan pesta seks.

Almarhum Tengku Zul pun menyatakan di surga para lelaki alim akan sibuk memecah perawan bidadari. Masing masingnya dapat empat ribu.

Wah, asyikkk. Dan bakalan gempor juga.

Itu artinya wajah wajah bintang film di neraka adalah “stok lama”. Sebab “stok baru” sudah pada “hijroh”.

SYUKURKAH masih ada Tamara Bleszynki yang menggantikannya. Dia tak canggung memamerkan kemolekan tubuhnya meski tak muda lagi – yang menurut kaum ‘krukuban’ bakal masuk neraka. Juga ada tante Ernie Judojono – “si pemersatu bangsa” – yang selaku tampil membahana dan menyesakkan dada. Di kalangan “hot mom” ada Shandy Aulia, yang masih single ada presenter Maria Vania dan generasi ABG ada Anya Geraldine yaitu mereka yang masih rajin beramal jariah memamerkan kemolekkan bodynya. Kalau Luna Maya jangan ditanya lagi. Bidadari yang sesungguhnya!

Mengapa saya begitu hapal nama nama itu? Ya – karena saya mengikuti instagram mereka. Dan dengan khusuk dan takzim jadi followers mereka. Meski sudah tergolong manula, mata ini masih muda belia dan berbinar binar jika melihat yang bening bening..

Saya tidak bisa menipu diri untuk berpura pura : sebentar sebentar bershalawat agar teman teman baru saya mengangap saya orang alim dan tidak tahu betapa saya ini slengekan di zaman dulunya. Dan masih ada sisanya sampai sekarang. ***

Foto: Instagram .

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.