Untung Pak Jokowi Masuk PDIP, Jika Tidak…..

Untung Pak Jokowi Masuk PDIP, Jika Tidak ….

Ketua Partai Politik PDIP, Megawati mengungkit jasa partainya mengangkat “nasib” Jokowi menjadi presiden. Tidak ada seorang ketua Parpol yang mudah merendahkan seorang presiden di negara besar seperti Indonesia. (Credit: IST)

RT Hasanudin, adalah mantan RT Parigi, Rumpin. Selesai tugas menjadi RT, dia membuka usaha tanaman hias. Baik tanaman daun, bunga maupun buah. Dua minggu buka usaha, belum banyak pelanggannya. 

Untung, dia kenal seorang pengusaha lokal yang membeli banyak tanaman hias, secara rutin di hotelnya, sehingga usaha RT Hasan maju. 

Mengungkit Jasa

Saat bertemu dalam sebuah acara 17 Agustusan, RT Hasan sudah jadi pengusaha sukses dan terpiih sebagai lurah setempat. Sang pengusaha hotel yang kini menjadi rentenir yang terkenal karena banyak uangnya dan gampang memberi pinjaman kepada siapapun, juga hadir. Ia gampang memberi pinjaman dan meminta bunga tinggi kepada setiap pemimjam. 

Saat diminta untuk memberi sambutan, rentenir bernama Bohim itu kemudian menjelaskan kepada hadirin tentang bagaimana dulu ia membantu RT Hasan menjadi pengusaha dengan membeli secara ritun tanaman hias utuk hotelnya. “ Coba kalau dulu tidak saya bantu, mungkin Pak Hasan masih jualan pohon jambu di pinggir jalan,” ujar Pak Bohim. 

Semua orang tertawa. Pak RT Hasan tersenyum. Senyum kecut.

Mega Gegabah

Kemarin, kejadian yang nyaris sama terjadi. Kejadiannya pada Acara Refleksi 50 Tahun PDIP. Dalam pidatonya, Ibu Megawati dengan gaya selengekan dan sedikit mencibir, berkata,” Untung pak Jokowi masuk PDIP. Kalau enggak, duh kasihan deh”. 

Semua hadirin yang mayoritas anggota PDIP tertawa. Pak Jokowi tersenyum. Senyum kecut. Ia tahu Bu Mega bercanda. Sebuah canda yang kelewatan.

Di usia yang semakin uzur, Megawati tiak semakin bijak dan santun. Mega semakin pongah dan sok berkuasa. Seorang Ketua Partai Politik yang memandang rendah seorang presiden sebuah negara, menunjukkan seakan dirinya berkuasa. Tidak pernah ada Partai Politik selalu berkuasa di sebuah negara, kecuali di China dan Korea Utara, dimana senjata dan kekuasaan tak terbatas menjadi alat menindas orang bawah. 

PDIP juga bukan Partai Politik ‘ penentu” seseorang menjadi presiden. Megawati pernah gagal dua kali, kalah dari SBY dengan Partai  Demokratnya. 

Kesimpulan

Masyarakat tidak memilih Pak Jokowi karena PDIP. Mereka memilih seseorang yang layak menjadi presiden dan memimpin negeri ini. Terbukti, di bawah Pak Jokowi, pembangunan di berbagai bidang berjalan sebagaimana dicita-citakan banyak masyarakat. Indonesia disegani. Ia seorang pemimpin kharismatik, meski di negeri sendiri dilecehkan. 

Bandingkan dengan saat Megawati menjadi Presiden atau Wakil Presiden. Bandingkan pula dengan presiden pilihan PDIP. Tak ada yang bisa melebihi Pak Jokowi. Saya tak bisa membayangkan, seandainya dulu PDIP tidak menemukan seorang Jokowi. 

Kalimat “ Untung Pak Jokowi masuk PDIP, kalau tidak kasihan deh” mestinya dibaca,” Untung pak Jokowi masuk PDIP, jika tidak, kasihan Megawati dan PDIP. Mega tentu tidak sepongah ini merasa berjasa mengangkat Jokowi menjadi presiden. Mega dan PDIP hanyalah alat politik. Yang paling penting, siapa yang dicalonkan. Bukan partainya.  

Sekarang ini, PDIP seperti mau memaksa anak bu Mega, Puan untuk menggantikan kedudukan Jokowi melalui PDIP sebagai presiden. Saya tidak suka berjudi, tapi berani taruhan, jika Mega an PDIP nekat mengajukan seorang Puan, PDIP akan menyesal seumur hidup. PDIP juga akan menyesal sampai kapanpun, jika mereka membiarkan Ganjar Pranowo, pegawai partgai PDIP, diajukan oleh Parpol lain untuk menggantikan Jokowi.

Semua orang tahu kemampuan seorang Puan. Meski menghabiskan Rp 100 triliunan,  Puan akan sulit naik jadi RI Satu. Secara guyonan pun, Puan akan kalah, karena Puan tidak memiliki huruf O. Beda dengan Ganjar Pranowo. Jika Mega dan PDIP menyingkirkan Ganjar Pranowo dalam pemilihan Capres, PDIP akan tersingkir dalam waktu yang cukup lama……….

PDIP Perjuangan Tepis Hubungan Jokowi – Megawati Renggang

Curhat dan Ngundat-undat: Refleksi 50 Tahun PDIP

Saat Joe Biden Nyaris Jatuh dan Ditangkap Jokowi

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.