Ustadz Mohd Fakrulrazi : Saya Total di Politik

Mohd Fakhrulrazi dan Presiden Prabowo

Apakah Anda total terjun di politik?

Ya. Totally! Saya berjuang sepenuhnya di politik. Politik adalah pekerjaan 24 jam, melayani masyarakat siang dan malam. Bahkan politik sering membuat lupa mengurus keluarga.

Saya memimpikan setelah mendapat posisi di politik saya tidak lagi berbisnis. Atau ditangani oleh partner.

Seperti di Indonesia, banyak politisi berbisnis. Bagaimana dengan Malaysia?

Saya kurang meneliti. Tapi sepengetahuan saya dalam politik tidak bisa campur aduk. Harus pisah. Politik itu melayani masyarakat, layanan yang tak bersekuduhan. Kalau ada orang politik kaya raya hampir pasti dari menyalahgunakan kekuasan dan korupsi.

Bagaimana dengan perjalanan ke Eropa ? Politik atau bisnis?

Dua duanya, politik dan bisnis. Politik itu ideologis. Politik itu sistem menempatkan diri.

Sulit kita berjuang jika tidak bergabung dengan partai. Sulit individu memimpin negara kalau tidak gabung ke partai.

Ustadz Mohd Fakhrulrazi (kemeja kuning) mendampingi PM Dr. Anwar Ibrahim (foto :dok)

Bahkan tokoh hebat pun kalau tidak mengendarai partai benar tersingkir. Contohnya Dr. Mahathir Mohamad. Dia mengalami devisit karena salah memilih partai.

Di media sosial, saya melihat Anda melawat ke Eropa. Perjalann Anda ke sana atas izin partai?

Tentu saja. Tapi saya cukup beritahu saja. Tidak melapor resmi. Perjalanan saya ke Eropa dalam rangka memperluas hubungan dengan pemerintah dan NGO untuk mengukuhkan hubungan partai.

Bagaimana formalitas Anda di partai ?

Belum ada pengangkatan resmi. Belum ada Surat Keputusan. Saya masih orang baru. Saya menduduki Biro Hubungan Internasional dan Pemantapan Agama. Saya ada di pengurus pusat.

Saya bertanggung jawab kepada ketua kami, Datuk Seri Shamsul Iskandar, Ketua Sosial Politik Perdana Menteri .

Adakah persaingan di dalam partai Anda PKR?

Di partai yang lama (PAS) iya, ada. Di partai baru belum nampak, masih fifty fifty.

Untuk bisnis di Eropa ini, Anda kerjasama dengan sesama politisi?

Tidak. Saya tidak berbisnis dengan teman politik. Sulit. Komitmen dengan kawan politik kurang. Dalam bisnis harus berurusan dengan bisnisman. Saya ada partner dengan kawan kuliah dan orang yang dikenal semasa di partai. Tapi bukan orang partai.

Anda cepat sekali mengambil keputusan membuka bisnis di Eropa dibanding dengan perjalanan Anda di China?

Ada beberapa faktor. Peluangnya di sana besar. Pengurusan izinnya gampang. Curency-nya menarik. Ada partner warga Malaysia juga di sana . Memang ada masalah juga dari segi modal.

Income rata rata di Eropa tinggi dan biaya hidup relatif rendah. Kalau keuntungan bisnis di Eropa dibawa ke Malaysia, sangat lumayan. (dms)

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.