Seide.id – Kata sejumlah ilmuwan peneliti di California, AS, virus Zika, yang dibawa nyamuk, menjadi lebih menular dan berbahaya. Belum ada vaksin anti-virus Zika.
Gejala terkena visrus Zika sering tidak berkembang atau ringan. Contohnya, demam, ruam, dan konjungtivitis.
Namun, virus tersebut dapat menyebabkan cacat lahir. Contohnya, mikrosefali, yaitu bayi dilahirkan dengan kepala kecil dan sering otaknya juga lebih kecil.
Ada juga kasus lain, tapi tidak banyak, yaitu serangan terhadap sistem saraf melalui sindrom Guillain-Barre.
Para ilmuwan di California itu berhasil meniru bagaimana virus Zika bisa bermutasi pada manusia dengan mengganti virus bolak-balik antara sel nyamuk dan sel tikus.
Para peneliti juga melihat apakah virus itu berevolusi secara berbeda pada tikus yang sebelumnya menderita demam berdarah.
Nyamuk demam berdarah yang sama menyebarkan dua virus tersebut (demam berdarah dan zika) dan orang yang pernah menderita demam berdarah memiliki kekebalan sementara terhadap Zika.
Namun, strain mutan Zika yang sama berkembang di kedua sel tikus yang terpapar demam berdarah dan yang tidak.
Tikus hamil kemudian terinfeksi dengan strain mutan. Ilmuwan kembali menemukan bahwa virus itu lebih ganas dengan “peningkatan resorpsi janin yang nyata”, menunjukkan kemungkinan cacat lahir yang lebih besar jika virus bermutasi di dunia nyata.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cell Reports menyimpulkan bahwa “tampaknya (Zika])akan terus berkembang dengan cara yang meningkatkan virulensi atau penularannya”.
Dikatakan, skrining untuk perubahan Zika dapat membantu identifikasi awal mutasi baru dan menghindari wabah yang berpotensi merusak.
Ada lusinan kasus di kota Kanpur di India pada November tahun lalu dan wabah yang signifikan di Brasil pada 2015.
Virus ini ditemukan di beberapa bagian Amerika, Karibia, Afrika, dan Asia, tetapi Inggris tidak memiliki nyamuk demam berdarah yang membawa Zika. Ini juga telah terbukti menyebar melalui hubungan seksual dan transfusi darah. (Sumber: SkyNews)