Waktu

Anak-anak yang belum dilahirkan itu kini telah beranak dan bercucu
waktu telah memulas perilaku
menghitung usia dengan tanya di mana posisimu berada
mereka menertawai ucap yang keluar dari bibirnya
berkata kalau nenek cerewet ini patut ditaruh di panti jompo
agar ia bertemu teman setara yang sama cerewet dengannya

Anak-anak yang belum dilahirkan itu kini juga mulai menua
meniti usia dengan rotasi waktu detik demi detik
nanti di saat tanah melibas jasad menjadi debu
cerita yang pernah ditoreh menempel sejenak dalam benak mereka
kemudian akan diingat pada lintasan kenangan tentangnya berkelindan sejenak
jika tidak, tubuh renta hanya mengunyah keluh

Begitulah kehidupan, lahir, dewasa, beranak, tua lalu mati
bagai serpihan cerita dari sosok yang entah akan diingat atau tidak
perjuangan kala melahirkan, memberinya asupan bergizi agar otak tidak tumpul lalu menukik pada harapan menjadi sosok yang berguna, hanya dikenang bila ada keinginan untuk mengenangnya
karena sekarang, kala renta tubuh terbaring lesu
harap yang tersimpan di benak cuma jadi benalu
dan kata terucap ringan, “hidup untuk mendulang ironi”

Anak-anak yang belum dilahirkan itu kini menjadi hakim
kita hanya menunggu bumerang, apakah ada ketulusan pada serangan balik dari semua pribadi di raga mereka
masa telah menikam jejak, melihat lakon di hadapan
manula yang ringkih tinggal menanti peti mati
mengenang kisahnya sendirian bahwa dia pernah ada

(Fanny J Poyk)

Avatar photo

About Fanny J. Poyk

Nama Lengkap Fanny Jonathan Poyk. Lahir di Bima, lulusan IISP Jakarta jurusan Jurnalis, Jurnalis di Fanasi, Penulis cerita anak-anak, remaja dan dewasa sejak 1977. Cerpennya dimuat di berbagai media massa di ASEAN serta memberi pelatihan menulis