Wall Street Merosot, Waspadai Investasi 2022, Termasuk Kripto

Wall Street Merosot Waspadai Investasi 2022 Termasuk Kripto

Seorang pekerja di Wall Street mengalami shock saat harga saham mulai menurun satu persatu.

Penulis MS Editor WK Sumber BERBAGAI SUMBER Foto VICTORYFOREX

Tahun 2022, yang banyak diramal akan mendatangkan keberuntungan bagi investor, sepertinya tak akan terjadi. Bursa saham Amerika Serikat, Wallstreet, semakin merosot kinerjanya. Banyak investor melakukan cutlost. Menarik dananya, meski dalam kondisi rugi. Mereka khawatir Wall Street merosot, waspadai investasi 2022, termasuk kripto.

Harry Dent, pakar ekonomi dan penulis buku laris Zero Hour: Turn the Greatest Political and Financial Upheaveal in Modern History to Your Advantage, memprediksi Wall Street akan mengalami crash hingga 90%. Jika prediksi tersebut menjadi kenyataan, bukan Wall Street saja yang jatuh, melainkan juga Indeks Harga Saham Gabungan  (IHSG). 

Jika Wall Street jeblok, biasanya sehari kemudian saham dunia, termasuk bursa Asia dan Eropa, rontok sehari setelah itu. Investor menandai bahwa Wall Street merosot, waspadai investasi 2022, termasuk kripto.

Dent mengatakan bahwa pasar finansial akan menghadapi kemerosotan terbesar dalam sejarah pada tahun ini. Aset-aset berisiko seperti saham diprediksi akan mengalami sejumlah gelombang aksi jual. 

Crash mungkin terjadi pada 2022 Ini

Gelombang awal akan menyebabkan indeks S&P 500 merosot hingga 40% dan keseluruhan fase bearish akan membuat S&P jeblok hingga 90%.

“Ini akan menjadi crash terbesar dalam hidup Anda dan ini kemungkinan terjadi pada 2022. Secara keseluruhan kemerosotan bisa mencapai 80% hingga 90%,” kata Dent.

Pendiri HS Dent Publishing ini mengatakan sekarang ini sudah terjadi “bubble terbesar dalam sejarah” akibat stimulus moneter yang diberikan bank sentral AS (The Fed).

Seperti dinyatakan sebelumnya, Wall Street merosot dalam dua hari terakhir dipicu rilis notula The Fed yang menunjukkan normalisasi kebijakan moneter, kemungkinan dilakukan lebih cepat dari yang disangkakan orang. 

Tidak hanya agresif menaikkan suku bunga, beberapa anggota The Fed juga melihat nilai neraca (balance sheet) bisa dikurangi. Peserta rapat kebijakan moneter secara umum mencatat bahwa, melihat outlook individual terhadap perekonomian, pasar tenaga kerja, dan inflasi, mungkin diperlukan kenaikan suku bunga lebih awal atau dengan laju yang lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Beberapa peserta juga mencatat akan tepat jika segera mulai mengurangi nilai neraca setelah suku bunga dinaikkan. Demikian tulis notula The Fed yang dikutip Reuters, Kamis (6/1/2022).

Peluang membeli dengan harga terbaik

Dengan kemungkinan The Fed mengurangi neracanya, dengan menjual obligasinya, maka likuiditas di perekonomian akan kembali terserap dan diharapkan mampu meredam tingginya inflasi. Tetapi, efek sampingnya, likuiditas diserap lebih cepat dan berisiko menjadi ketat, yang tidak menguntungkan bagi pasar saham.

Biarpun memprediksi crash terbesar sepanjang sejarah yang bisa terjadi, Dent juga memprediksi bahwa kondisi seperti ini akan diikuti oleh peluang beli terbaik sepanjang hidup.

“Kita akan memiliki kesempatan membeli terbaik sepanjang hidup pada akhir 2023 atau setelahnya,” kata Dent.

Nasib yang hampir sama terjadi pada pasar kripto. Ketika The Fed akan menaikkan suku bunga saja, Bitcoin langsung merosot tajam. Jika The Fed jadi melaksanakan niatnya, Wall Street jebol, kemungkinan besar kripto juga akan mengalami gelembung ekonomi besar. 

Harga-harga semua kripto akan mengikuti merosotnya Bitcoin. Sama seperti saham di Wall Street, masa seperti ini merupakan masa membeli Bitcoin dan kripto lainnya lebih baik. 

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.