Teknologi blockchain membuat perubahan besar dalam bertransaksi, menggerakkan ekonomi dan transaksi keuangan dunia. keuFoto: The Ecomomic Times
Cryptocurrency itu uang palsu, tak ada harganya, banyak proyek scam dan ponzi. Setiap saat uang dalam jumlah besar diretas di kripto. Kripto banyak membuat orang rugi dan kehilangan investasinya. Kehancuran Luna yang mengakibatkan jutaan orang menderita. Konglomerat menyebut kripto itu sebagai racun tikus. Tak ada nilainya kata IMF. Bill Gates bahkan tak mau membeli semua kripto di dunia seharga 25 dolar.
Orang-orang yang beranggapan tentang cryptocurrency seperti itu biasanya tidak pernah berhubungan dengan dunia kripto itu sendiri. Mereka, melihat hutan hanya dipenuhi pohon sebab mereka melihat hutan dari jarak jauh. Namun bagi para petualang, pencinta alam, hutan tidak hanya pohon, tapi juga tumbuhan langka, binatang dan danau dengan air terjun indah.
Semua Investasi Crash
Kripto saat ini nilainya memang jatuh. Bitcoin yang dianggap perkasa dan menjadi raja aset kripto, terjerembab di bawah 65% dari haraga tertingginya ( ATH). Tetapi jangan lupa, saham-saham blue chip seperti Apple, Tesla, Amazone juga berguguran. Oblogasi juga demikian. Emas ikut terpeleset.
Semua instrumen dan komoditas ekonomi menurun di tengah isu resesi terbesar di Amerika dan The Fed yang menaikkan suku bunga. Sementara diam-diam, negara mencetak uang sebanyak-banyaknya. Jika nanti anda membeli bensin, kue atau minuman tiba-tiba harganya naik lebih dari 20%, anda akan tahu resesi segera tiba.
Ketika badai itu tiba, banyak orang akan berjatuhan. Hanya sedikit yang mampu bangkit: mereka yang bisa memanfaatkan uang mereka saat ini melalui cara berinvestasi sesuai tuntutan ekonomi.
Robert Kyosaki, pengarang Rich Dad Poor Dad menyebut saat resesi tiba anda harus pegang Bitcoin, emas dan perak. Tapi dia tidak tahu, di Indonesia, jika terjadi resesi orang Indonesia akan menyimpan mie bungkus dan makanan frozen. Ini adalah cara selamat dari resesi sesuai kebutuhan orang.
SELANJUTNYA > CARA PANDANG EKONOMI