Seide.id, TANGSEL. Jumat, 28 Februari 2025. Warga Residence One, Serpong Utara, kecewa berkepanjangan. Janji Lurah Jelupang dan Camat Serpong Utara tak bisa dipegang lagi. Kedua pejabat ini telah berjanji akan menyelesaikan kemelut di Residence One dengan memberhentikan Ketua RW pada Rabu 26 Februari, namun tidak ditepati.
Memecat Ketua RW
Lurah Jelupang, Ridwan Arifin, mengundang Pengurus RW datang ke Kantor Camat di Melati Mas pada Rabu 26 Februari. Namun, rencana pemberhentian Ketua RW tidak terjadi. Wakil warga yang menemui Camat dan Lurah, Budiarianto dan Suryadi hanya diberitahu bahwa saat ini baru konsolidasi. Mereka akan diundang lagi pada Jumat 28 Februari.
“ Insya Allah selesai,” ujar Camat Dahlan kepada Johnson, Ketua II Musyawarah Warga Residence-1 tadi malam.
Informasi Seide.id menyebut bahwa Lurah dan Camat akan mengundang Pengurus RW dan Pengurus Forwards pada jumat hari ini pukul 21:00 usai Sholat Tarawih. Rencananya Pengurus RW dan Pengurus Forwards akan didamaikan.
Perdamaian Bermasalah

Ketua Forum Musyawaran Warga Residencae-1, Budiarianto menyebut, jika benar ada info perdamaian, kami tidak bisa berdamai dengan orang-orang bermasalah. Ketua RW itu bermasalah telah membuat rekayasa akta notaris untuk membekukan dana IPL Warga. KTP saat mencalonkan menjadi Ketua RW juga cacat. Bagaimana kami bisa berdamai dengan semua masalah memalukan ini,” ungkapnya.
Johnson Maryadi, Ketua II Forum Musyawarah Warga Residenve-1 juga menekankan bahwa persoalan Pengurus RW ini bukan dengan Forwards, melainkan dengan Warga Residence-1,” paparnya. “ Ini antara warga Residence dan Ketua RWnya. Bukan dengan yang lain. “
Ia menyebut Pengurus RW terbukti tidak mampu menyelesaikan persoalan di lingkungan dan cenderung menjadi biang keresahan warga,” cerita Johnson. “ Ketua RW ini tidak mau bergabung dengan warga dalam WAG Silaturahmi, justru membuat WAG tandingan yang sangat rawan memecah belah persatuan di lingkungan Residence-1. Masak RW begini kita diamkan saja”, tambahnya.
Ikut Campur
Janji yang pernah tegas disebutkan Lurah Jelupang dan Camat Serpong Utara yang ditunda-tunda, menimbulkan pertanyaan misteri di balik semua ini. Sebuah sumber lain di lingkungan Jelupang menyebut ada tangan-tangan tersembunyi atau beberapa orang yang tiba-tiba muncul ingin menjadi penyelamat kemelut di lingkungan perumahan elit ini.
“ Sudah terlambat. Kita tak perlu campur tangan siapapun. Apalagi pendatang baru yang muncul tiba-tiba sekarang ini. Semua sudah selesai pada 8 Februari 2025. Itu keputusan tertinggi warga Resideance One, “ ujar Nuniek Mariati, aktivis lingkungan Residence-1 ini.
Rapat Musyawarah Warga Residence telah diselenggarakan padan 8 Februari 2025 dengan mengundang semua stakeholder Residence-1 termasuk pejabat setelampat.
Camat Serpong Utara, Dahlan, Lurah Jelupang Ridwarn Arifin, Kapolsek Kompol Suhardono, serta Danramil hadir dalam rapat akbar tersebut hingga selesai, namun justru Pengurus RW tidak bersedia datang satupun. Meja kursi yang disediakan di depan para pejabat kosong melompok, hanya bertuliskan Pengurus RW.
Mosi Tidak Percaya Ketua RW
Residenvce-1 memutuskan membuat Mosi Tidak Percaya kepada Pengurus RW. Bukan karena tidak hadir. Tapi juga telah menyita waktu dan pikiran warga Residence-1.
Selain Pengurus RW tidak datang, mereka justru akan membubarkan musyawarah warga atas inisiatif murni warga ini.
Camat, Lurah, Kapolsek sangat menyayangkan ketidakhadiran mereka untuk melakukan musyawarah dan menjelasakan apa yang ingin mereka klarifikasi. Ini tidak terjadi.
Dalam rapat musyawarah itu akhirnya disepakati membuat perubahan AD/ART dan warga berjunlah 253 yang hadir melayangkan Mosi Tidak Percaya kepada Ketua RW. Hanya 1 orang yang tidak setuju.
Akta Rekayasa

Seorang Notaris yang rumahnya dekat lokasi musyawarah, Diah Sukma Permata Riani, penasaran melihat keramaian. Setelah mengetahui duduk perkaranya, termasuk presentasi fraud Keuangan Pengurus, Diah menyediakan diri membantu membuatkan laporan Rapat Muswarah Warga Residenace-1. “Biar gak ribut terus di sini,” ujarnya.
Akta yang dituduh rekayasa yang baru saja dibuat notaris Zeini Yulhendridianggap warga cacat karena mencatut nama pengurus tanpa izin pemilik nama. Notaris Zein yang selama sidang tertunduk, tampaknya “tertipu” dan kurang cermat sebab dokumen yang dikirim ”menyembunyikan” dokumen penting yakni Kesepakatan 21 September 2024 antara Ketua RW dan Ketua Forwards.
Dalam Nota Kesepakatan Pemilihan, Ketua RW dan Ketua Forwards di Residence One sepakat akan membuat perubahan AD/ART bersama-sama. Namun diam-diam, menurut warga senior di Residenace One, Mas Soegeng, Pengurus RW berkhianat dengan mengurus akta sendiri. “ Kesepakatannya adalah bersama-sama. Bukan sendirian. Ini bentuk pengingkaran paling tidak terpuji dan sangat tidak elok dilakukan”, komentarnya.
Tidak Etis

Percaobaan membuat akta sendiri sempat digagalkan warga seperti Jelly Martini, Selly Suryasudarma, Sugianto di kantor Notaris Veronica, namun Pengurus RW Pindah ke notaris lain. Inipun bisa dicegah oleh Ketua Musyawarah Warga Residence One, Budiarianto dan Ketua III, Mas Soegeng.
“ Notaris Zeni sudah bersedia membatalkan, sudah tandatangan, tapi entah mengapa, akta itu lolos juga,” kata Echi, warga Ruby. “ Pembuatan akta sendiri itu tidak etis dan tak bermoral hanya untuk kepentingan segelintir orang. “
Akibat diloloskannya akta itu, Pengurus RW mengklaim dirinya sebagai Ketua Forwards yang baru sekaligus Ketua RW sekaligu PJS Ketua Rt 02. Bersama pengurus lain, mereka memblokir rekening IPL Warga senilai Rp 2,1 miliar.
Notaris Zeni juga disidang oleh Majelis Pengawas Daerah Tangerang Selatan yang menyebut Zeni tidak bersalah, namun kurang cermat karena klien menyembunyikan dokumen penting dalam pengurusan akta,” ujar Karyadi Karsono.” Kemungkinan ia ditipu temannya sendiri yang mengurus akta itu,” tambahnya.
Rapat Malam
Undangan mendadak yang diterima Forwards dari Camat Serpong Utara Dahlan S.Sos semalam menambah teka-teki penyelesaian kemelut di perumahan elit dan asri ini.
“ Selain mendadak, dilakukan malam hari mengundang misteri yang perlu dicermati,” ujar Karyadi Karsono, sekretaris Forwards.
Jika benar ini untuk berdamaian dengan melupakan kesalahan maupun tindakan yang dilakukan Pengurus RW, tentu akan kita tolak. “ Yang bermasalah dengan Pengurus RW itu warga. Forward tidak mewakili warga. Mereka hanya mengelola lingkungan warga. Yang bermasalah itu Pengurus RW dan warga Residence-1,” papar Puji, aktivis perempuan di perumahan di belakang Plaza BSD itu.
Desas-desus menyebut bahwa beberapa warga yang kritis dan peduli pada lingkungan Residence-1 akan datang ke Kantor Kecamatan sore hingga malam untuk melakukan demo damai.
“ Kami hanya ingin Camat dan Lurah seera menerbitkan SK Pemberhentian Ketua RW. Warga Residence-1 tidak menghendaki Pengurus RW bermasalah. Cukup satu orang dengan karakter bermasalah seperti itu. Sudah terlalu banyak yang seperti itu,” ujar Jane Sinaga. “ Capai dan muak kita dibuatnya”
Campur Aduk
Meski “ drama: di Residence One ini menyangkut RW setempat ( baca: seuplik), kasusnya seperti drama politik tingkat nasional. Ada pemimpin yang kekeh mempertahankan jabatannya, ada kasus korupsi, ada para buzzer buta yang asal mendukung orang bermasalah, ada korupsi, campur tangan ke pemerintahan ( baca: lurah dan camat), juga ada orang-orang baru muncul dengan aroma politik serta orang berpengaruh yang ikut campur.
Tak ada yang tahu, apa yang mereka perebutkan dalam drama lokal yang tak pernah tayang di televisi ini. Kemungkinan adalah berkuasa dan uud ( ujung-ujungnya duit).